Kamis, 11 Januari 2024 – 22:30 WIB

Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ada 5.464 orang mengungsi akibat peningkatan aktivitas vulkanik yang terjadi pada Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga:

Puluhan Warga Agam Segera Diungsikan dari Zona Merah Gunung Marapi

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan para pengungsi itu terdiri dari 2.659 laki-laki dan 2.805 perempuan.

“Data terpilah dari total tersebut, di antaranya lansia 575 jiwa, anak-anak 312 jiwa, ibu menyusui 118 jiwa, balita 76 jiwa, ibu hamil 23 jiwa, dan disabilitas 12 jiwa,” kata Muhari dalam keterangan di Jakarta, Kamis, 11 Januari 2024.

Baca Juga:

Kekacauan di Ekuador, 5 Napi Sandera 125 Sipir

Visual sinar api dari kawah utama Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu malam, 10 Januari 2024.

Foto :

  • ANTARA/Fransiska Mariana Nuka

Jumlah pengungsi terbanyak, lanjutnya, berasal dari Kecamatan Wulanggitang yang mencapai 3.609 orang, lalu diikuti pengungsi dari Kecamatan Titehena yang mencapai 1.698 orang.

Baca Juga:

100 Orang Warga Desa Bukit Batabuah Agam Berada di Zona Merah Gunung Marapi

Pemerintah daerah setempat telah menetapkan status siaga darurat bencana alam erupsi Gunung api Lewotobi Laki-laki selama 14 hari terhitung sejak 1 hingga 14 Januari 2024.

Melalui penetapan status, kata dia, pemerintah daerah dapat mengoptimalkan sumber daya untuk penanganan darurat, khususnya penanganan warga yang mengungsi.

Pada 9 Januari 2024, pukul 23.00 WITA, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan perubahan status aktivitas vulkanik dari sebelumnya Level III atau Siaga menjadi Level IV atau Awas.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT

PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak gunung dan sektoral lima kilometer arah barat laut hingga utara.

BNPB telah memberikan dukungan untuk penanganan darurat berupa dana siap pakai dan kebutuhan pangan dan non-pangan. Selain itu pada hari ini BNPB juga mengirimkan tim untuk pendampingan BPBD dalam penanganan darurat, salah satunya manajemen informasi. (ant)

Halaman Selanjutnya

Melalui penetapan status, kata dia, pemerintah daerah dapat mengoptimalkan sumber daya untuk penanganan darurat, khususnya penanganan warga yang mengungsi.

Halaman Selanjutnya



Fuente