Kamis, 18 Januari 2024 – 17:34 WIB

Jakarta – Sejumlah perusahaan pelat merah diduga terlibat dalam kasus suap perusahaan asal Jerman, SAP. Hal itu terungkap dalam sebuah laporan yang dirilis Departemen Kehakiman dan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), yang memuat informasi soal sejumlah BUMN, lembaga, dan kementerian, yang diduga terlibat dalam kasus suap SAP tersebut.

Baca Juga:

Babak Baru Kasus Suap Match Fixing Liga 2, Vigit Waluyo dan 6 Tersangka Segera Disidang

Saat dikonfirmasi, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengaku, sampai saat ini pihaknya belum mendapat informasi detail mengenai hal tersebut. Dia mengaku hanya mengetahui bahwa dugaan suap itu terjadi pada medio 2012, 2015, dan 2017.

“Setelah kita baca di informasi yang ada, ada Pertamina tahun 2017, Angkasa Pura I tahun 2012, Angkasa Pura II tahun 2015. Tapi kami kan belum dapat detailnya,” kata Arya kepada media, Kamis, 18 Januari 2024.

Baca Juga:

Kembangkan Hunian Tapak TOD, Perumnas Gandeng KAI Bangun Stasiun KRL Baru di Parung Panjang

Arya memastikan, nantinya para pemangku kepentingan di BUMN yang disebut dalam laporan milik Departemen Kehakiman AS itu, bakal bertindak kooperatif ke depannya. Terutama dalam upaya menyelesaikan polemik, terkait dugaan kasus suap SAP tersebut.

Baca Juga:

Cara IDSurvey Dukung Penurunan Angka Stunting Anak Indonesia

“Semoga nanti dengan data-data yang detail, teman-teman BUMN, kami percaya bisa bekerja sama dengan siapa pun untuk hal ini,” ujar Arya.

Dia menegaskan, Kementerian BUMN akan mendukung penuh proses yang dijalankan, selama itu berkaitan dengan upaya bersih-bersih BUMN yang digaungkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

“Jadi kita support hal-hal yang memang merupakan bagian dari bersih-bersih di BUMN juga lah. Itu kan programnya Pak Erick, selalu ke sana arahnya,” ujarnya.

Diketahui, laporan yang dirilis Departemen Kehakiman dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) itu, memuat soal dugaan suap yang melibatkan Pertamina pada tahun 2017. Modusnya yakni dengan membiayai tamasya golf bagi pejabat di Pertamina, yang diduga sebagai cara untuk memuluskan kontrak terkait lisensi dengan nilai kontrak mencapai US$13,3 juta.

Halaman Selanjutnya

“Jadi kita support hal-hal yang memang merupakan bagian dari bersih-bersih di BUMN juga lah. Itu kan programnya Pak Erick, selalu ke sana arahnya,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya



Fuente