Senin, 19 Februari 2024 – 14:10 WIB

VIVA – Anggota Parlemen Ukraina (Verkhovna Rada), Oleksiy Goncharenko, melontarkan pernyataan yang membuat geger. Goncharenko menyatakan jika militer Ukraina harus mengembangkan atau membeli senjata nuklir, dalam perang menghadapi pasukan Rusia.

Baca Juga:

Presiden Rusia Vladimir Putin Memberikan Kabar Gembira

Pernyataan Goncharenko muncul jelang dua tahun berlangsungnya agresi militer Rusia di Ukraina. Faktanya, Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) justru mendapat kekalahan telak, terutama setelah jatuhnya kota Avdiivka di Republik Rakyat Donetsk (DPR).

Menurut Goncharenko, Ukraina hanya bisa mengimbangi kekuatan tentara Rusia andai bisa bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Dimana, hal itu justru yang sangat membuat Rusia geram dan akhirnya menggempur Ukraina.

Baca Juga:

27 Kolonel TNI Pecah Bintang Jadi Jenderal Bintang Satu, Ini Daftar Lengkapnya

Kemudian, Goncharenko juga menegaskan jika Ukraina harus segera memiliki senjata berkemampuan atom atau nuklir, agar tidak bisa dipandang sebelah mata oleh pasukan Vladimir Putin.

VIVA Militer: Anggota Parlemen Ukraina, Oleksiy Goncharenko

Baca Juga:

6 Negera Yang Tidak Memiliki Angkatan Militer,  Ada Yang Sering Usik Indonesia

Politisi Partai Solidaritas Eropa itu bahkan berani mendesak Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Anthony Bllinken, dalam Konferensi Keamanan Munich, Jerman, Sabtu 17 Februari 2024 lalu.

“Sekali lagi saya akan mengatakan secara langsung dan terbuka, saya mendukung kembalinya senjata nuklir ke Ukraina. Dan saya yakin, ini adalah satu-satunya pilihan kita untuk bertahan hidup” ujar Goncharenko.

Lebih lanjut Goncharenko memastikan jika Ukraina siap menanggung sanksi atas pelanggaran perjanjian nuklir (non-proliferasi), demi memiliki senjata untuk mempertahankan diri.

Yang lebih mengejutkan lagi, Goncharenko menyebut bahwa militer Ukraina hanya butuh 20 unit rudal nuklir saja untuk menghabisi Rusia. Sayangnya, ia tidak menjelaskan soal harapan Kiev untuk mendapatkan senjata nuklir.

VIVA Militer: Rudal MIM-104 Patriot buatan Amerika Serikat

VIVA Militer: Rudal MIM-104 Patriot buatan Amerika Serikat

“Jika NATO tidak mau menerima kami, (maka) roket nuklir harus dibuat. (Kami akan) menanggung segala kemungkinan sanksi atas pelanggaran perjanjian non-proliferasi. Kami tidak membutuhkan seribu. Kami membutuhkan 20 unit,” katanya dilansir VIVA Militer dari Rusia hari ini.

Sementara itu pada 2023 lalu, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, sempat menyatakan bahwa pihaknya hampir bisa dipastikan tidak akan bisa memproduksi senjata nuklir sendiri .

Namun demikian, Danilov memastikan jika Ukraina kemungkinan akan menjadi negara yang menampung sejumlah senjata berkekuatan atom dan nuklir buatan Barat.

Pasca runtuhnya Uni Soviet pada 1991, Ukraina mewarisi sekitar sepertiga hulu ledak nuklir negara tersebut, beserta infrastruktur yang menyertainya.

Akan tetapi pada 1994, Ukraina secara sukarela menyerahkan senjata mereka dengan imbalan jaminan keamanan dari AS, Inggris, dan Rusia berdasarkan Memorandum Budapest.

VIVA Militer: Rudal balistik antarbenua Angkatan Bersenjata Federasi Rusia

VIVA Militer: Rudal balistik antarbenua Angkatan Bersenjata Federasi Rusia

Foto :

  • misildefenseadvocacy.org

Namun, para pejabat Rusia berulang kali mengatakan bahwa campur tangan Barat dalam urusan dalam negeri Ukraina telah merusak perjanjian tersebut.

Sementara, Rusia adalah salah satu negara dengan kekuatan senjata nuklir terbesar di dunia. Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Buletinpada 2023 lalu Rusia setidaknya memiliki 5.889 unit senjata nuklir. Sementara sekitar 1.674 senjata nuklir Rusia siap dan bahkan sudah digunakan.

Halaman Selanjutnya

Lebih lanjut Goncharenko memastikan jika Ukraina siap menanggung sanksi atas pelanggaran perjanjian nuklir (non-proliferasi), demi memiliki senjata untuk mempertahankan diri.

Halaman Selanjutnya



Fuente