Sabtu, 27 April 2024 – 01:02 WIB

Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut, peluang RI masuk ke jurang resesi masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Hal ini karena kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 masih stabil di tengah memanasnya kondisi geopolitik global.

Baca Juga:

Sri Mulyani Ungkap Mood dan Fokus Para Pembuat Kebijakan Keuangan Global Lagi Begini

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan, inflasi di Indonesia saat ini masih terkendali. Pada Maret 2024 inflasi sebesar 3,05 persen secara tahun ke tahun (yoy).

“Inflasi di negara kita masih akan sangat terkendali, di 2024 ini kita mampu tumbuh di atas 5 persen. Kemungkinan resesi masih jauh lebih rendah dibandingkan kemungkinan terjadinya resesi di berbagai negara lain, karena Pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi berbagai dinamika geopolitik global,” kata Susi dalam keterangannya Jumat, 26 April 2024.

Baca Juga:

Ada 4,14 Juta Temuan di Google jika Klik Kata Ini

Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso

Menurut Susi, semangat optimisme itu yang perlu disampaikan kepada seluruh investor di dunia bahwa berinvestasi di Indonesia, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi pilihan tepat mengingat Indonesia cukup kuat dari sisi ekonomi.

Baca Juga:

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

Untuk meningkatkan daya saing KEK jelasnya, diperlukan pemantauan perkembangan pembangunan, realisasi investasi, dan efektifitas fasilitas masing-masing KEK melalui rapat kerja evaluasi secara berkala.

Sementara itu, Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Rizal Edwin Manansang mengungkapkan bahwa Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK, memantau dan mengevaluasi keberlangsungan KEK serta merekomendasikan langkah tindak lanjut hasil Evaluasi kepada Presiden sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan KEK.

“Kami juga mengevaluasi kontribusi KEK terhadap perekonomian daerah, meliputi pertumbuhan investasi; pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan nilai tambah bruto atau produk domestik regional bruto,” ujarnya.

Dalam rapat kerja, disimpulkan bahwa 20 KEK telah mencatatkan realisasi investasi, penambahan jumlah pelaku usaha dan penyerapan tenaga kerja yang cukup positif. Sepanjang kuartal I-2024, 20 KEK telah mencatatkan capaian investasi sebesar Rp15,1 triliun, penyerapan tenaga kerja sebanyak 9.342 orang serta terdapat tambahan 19 pelaku usaha baru yang berinvestasi di KEK.

Foto areal ruas jalan gerbang barat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Minggu, 24 Februari 2019.

Foto areal ruas jalan gerbang barat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Minggu, 24 Februari 2019.

Foto :

  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Secara kumulatif hingga kuartal I-2024, 20 KEK telah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 187,5 triliun dengan menyerap 126.506 orang tenaga kerja.

Dalam pengembangannya, KEK tetap mampu menopang perekonomian Indonesia, ditunjukkan dengan berbagai terobosan KEK seperti hilirisasi di berbagai bidang, mulai dari hilirisasi sumber daya alam di beberapa KEK manufaktur seperti di KEK Gresik dan KEK Sei Mangkei, hingga hilirisasi digital di KEK Nongsa, serta jasa lainnya seperti Kesehatan di KEK Sanur, Pendidikan di KEK Singhasari, dan MRO di KEK Batam Aero Technic.

Selain itu, salah satu KEK pariwisata di Indonesia yaitu KEK Mandalika juga masih menjadi sorotan dunia dengan menjadi tuan rumah berbagai gelaran sport acara pariwisata kelas dunia.

Lebih lanjut, pelaksanaan Rakernas KEK diharapkan dapat menjadi forum komunikasi bagi pemangku kepentingan KEK di seluruh Indonesia, meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan pelaku usaha untuk membahas perkembangan KEK secara menyeluruh mulai dari capaian investasi, serapan tenaga kerja, efek pengganda, perkembangan pembangunan kawasan, dan lainnya.

Halaman Selanjutnya

“Kami juga mengevaluasi kontribusi KEK terhadap perekonomian daerah, meliputi pertumbuhan investasi; pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan nilai tambah bruto atau produk domestik regional bruto,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya



Fuente