Beberapa hari setelah Ketua Menteri Assam Himanta Biswa Sarma mengecam presiden Kongres setelah Narendra Modi berusaha bertemu Narendra Modi mengenai manifesto partai, Mallikarjun Kharga mengatakan dia telah berbicara kepada Perdana Menteri dan pemimpin BJP tidak boleh diganggu.

Berbicara kepada media di Assam pada hari Sabtu, Kharge berkata, “Saya telah berbicara dengan Modi, bukan CM. Saya adalah Pemimpin Oposisi di Rajya Sabha. Saya juga berada di Lok Sabha. Jadi, saya memiliki kompetensi dalam urusan parlemen. Jadi, siapa lawan saya di Parlemen? Modi. Jadi, saya akan berbicara dengan Modi. Mengapa dia (Assam CM Himanta Biswa Sarma) merasa terganggu? Biarkan dia menghadapi rakyat kita di sini dan kemudian berbicara tentang saya.”

Pada hari Kamis, Sarma melontarkan hinaan terhadap Kharga setelah ketua Kongres menulis surat kepada PM Modi, meminta waktu untuk menjelaskan manifesto partainya. Mantan pemimpin Kongres itu mengatakan jika Kharga ingin bergabung dengan BJP, maka dia harus bergabung.

“PM Modi bisa membaca dan menulis bahasa Inggris dengan sangat baik. Anda (Kongres) telah menulis manifesto Anda dalam bahasa Hindi dan Inggris. Mengapa harus ada komunikasi tambahan? Mengapa harus ada pertemuan antara Kharge dan BJP saat ini?” Ucap Sarma saat berbicara dengan ANI.

“Jika Kharge ingin bergabung dengan BJP, maka dia harus melakukannya, dan dia boleh datang, lalu saya akan pergi ke rumahnya dan mengantarnya. Jika tidak, apa syaratnya dia bertemu dengan PM?” kata CM Assam lebih lanjut.

Dalam surat terbuka kepada PM Modi, Kharge sempat mengatakan akan dengan senang hati bertemu dengannya untuk menjelaskan realitas Kongres Nyay Patra.

Kharge berbicara kepada Perdana Menteri di X dan menulis, “Anda diberi informasi yang salah oleh para penasihat Anda tentang hal-hal yang bahkan tidak tertulis dalam manifesto kami.”

Dia menanggapi pernyataan PM Modi yang dibuat pada rapat umum pemilu di Rajasthan. Perdana Menteri menuduh bahwa manifesto Kongres menyatakan bahwa partai tersebut akan mendistribusikan kekayaan negara kepada “penyusup” dan “mereka yang memiliki lebih banyak anak”, mengacu pada komunitas Muslim.

“Mereka akan memeriksa berapa banyak emas dan perak yang dimiliki saudara-saudara kita. Emas itu bukan sekedar pamer, itu harga diri seorang wanita. Nilai mangalsutra tidak hanya sebatas harga emas, tapi dikaitkan dengan impian mereka. (Kongres) sedang membicarakan untuk menghapuskannya,” kata Perdana Menteri.

Diterbitkan oleh:

Sudeep Lavania

Diterbitkan di:

27 April 2024



Source link