Para pemangku kepentingan SGBV mengadvokasi kebijakan hukum untuk mengekang ancaman

Para pemangku kepentingan di bidang advokasi yang menuntut tindakan tegas terhadap Kekerasan Berbasis Seksual dan Gender (SGBV) di Nigeria telah meminta pemerintah untuk menyiapkan dokumen kebijakan untuk memerangi ancaman tersebut.

Berbicara pada pelatihan sehari penuh tentang pelecehan dan pelecehan seksual yang diadakan di Calabar, aktivis keadilan sosial mengatakan sudah waktunya untuk mengambil tindakan legislatif untuk mengatasi situasi tersebut.

Dalam sambutan pembukaannya, Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan, Dr. Iwara Iwara yang diwakili oleh gender focus officer di Kementerian, Ibu Felicia Ayim menyampaikan bahwa kekerasan berbasis gender seringkali menimbulkan permasalahan kesehatan bagi para penyintasnya, oleh karena itu Kementerian mengeksplorasi solusi yang layak untuk tantangan ini.

Ia menyerukan kerja sama yang efektif antar pemangku kepentingan untuk secara langsung mengatasi permasalahan yang ada guna memastikan masa depan yang lebih baik bagi perempuan, anak perempuan, dan kelompok rentan di masyarakat.

BACA JUGA: Kelompok mendesak pemerintah Zamfara untuk memprioritaskan keamanan daripada ketegangan politik

Iwara mengatakan lokakarya ini mempertimbangkan kebutuhan untuk mengembangkan kerangka kerja bersama, yang kemudian akan disajikan dan diadopsi oleh pemerintah untuk membatasi dan mencegah kasus pelecehan dan pelecehan seksual yang terus-menerus, termasuk SGBV, di seluruh negara bagian.

Mengenai undang-undang yang ada yang bertujuan untuk mengekang kekerasan berbasis gender, Deborah Asuquo dari Federasi Internasional Pengacara Perempuan menganjurkan kampanye pendidikan yang kuat untuk membuat warga negara dan polisi sadar akan undang-undang yang ada, yang akan mempercepat proses penyelidikan dan memastikan hukuman.

Dalam pemaparannya, Mercy Ejini menguraikan berbagai modus eksploitasi dan pelecehan seksual. Ia menyebutkan bahwa perlu ada tindakan nyata untuk mengendalikan kelakuan buruk para pelakunya. Selain itu, salah satu aktivis, William Arikpo, menggugat jalur pelaporan yang mulus untuk menjamin respons cepat dari layanan intervensi untuk mengurangi kerusakan tambahan.

Peserta lokakarya pelatihan, yang terdiri dari organisasi masyarakat sipil, agama, adat dan pemuda, sepakat untuk menyerukan kerangka kebijakan nasional yang tepat untuk mengatasi tantangan yang ada.

TRIBUNE NIGERIA

Fuente