Wakil Ketua Komite Bidang Media dan Kemasyarakatan DPR, Hon. Philip Agbese telah menjelaskan bahwa akan menjadi kepentingan terbaik bagi rakyat Nigeria jika dewan legislatif rendah mempertahankan hubungan baik dengan lembaga eksekutif.

Berbicara kepada wartawan di Abuja, ia menyalahkan anggapan yang ada di kalangan tertentu bahwa majelis legislatif rendah tidak memiliki kemauan untuk memeriksa tindakan eksekutif yang berlebihan.

Agbese menegaskan bahwa DPR tidak akan lalai dalam tanggung jawabnya untuk membuat undang-undang demi tata pemerintahan yang baik di negara tersebut.

Anggota parlemen yang mewakili daerah pemilihan federal Ado/ Okpokwu/Ogbadibo di negara bagian Benue menjelaskan bahwa retret dua hari yang baru-baru ini diadakan dengan tema: “Menavigasi Perubahan: Strategi Legislatif untuk Transformasi Ekonomi” yang diadakan atas perintah Ketua Tajudeen Abass bertujuan untuk mencapai tujuan tersebut.

Memuji gaya kepemimpinan Ketua Abbas, ia menyatakan bahwa kemunduran tersebut membantu memperkuat kapasitas legislatif dan pengawasan para anggota, serta mendorong kolaborasi menuju pembangunan ekonomi dan reformasi perpajakan.

“Bekerja sama dengan eksekutif jangan sampai terlihat bahwa kita telah menyerahkan kewenangan kepada eksekutif. Dan sekali lagi, dalam menjalankan kekuasaan kita sebagaimana tercantum dalam konstitusi, kita juga tidak boleh terlihat konfrontatif. Jadi ini memerlukan banyak hikmah dan hikmah itulah yang Yang Mulia Rt. Hon Tajudeen Abass telah dikerahkan untuk memastikan bahwa warga Nigeria dilindungi,” katanya.

“Keseluruhan kemunduran ini bukan hanya soal hukum. Namun sekali lagi sebagai anggota parlemen, kita harus mempunyai pemahaman yang utuh mengenai permasalahan tersebut sehingga jika kita menjalankan tugas sebagai anggota parlemen, kita juga akan memiliki pemahaman yang terbaik mengenai permasalahan tersebut.

“Apa yang dilakukan oleh Ketua DPR adalah membawa pembuatan undang-undang dari majelis suci ke masyarakat Nigeria. Anda lihat bahwa dalam acara-acara seperti itu, kita memiliki pemangku kepentingan penting yang biasanya tidak dapat menghadiri rapat pleno untuk memberikan kontribusi. Itu juga merupakan proses pembelajaran. Dan itulah yang Anda dapatkan ketika Anda membuat pilihan yang tepat dalam memilih siapa yang memimpin lembaga seperti parlemen.”

Fuente