Polisi di Perth, Australia, menembak mati seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang menikam seorang pria di tempat parkir dan menurut para pejabat berada dalam radar mereka karena dicurigai memiliki kecenderungan ekstremis.

Penembakan itu terjadi tak lama setelah jam 10 malam pada hari Sabtu, dan terjadi setelah polisi di negara bagian Australia Barat menerima telepon dari seorang pria yang mengatakan bahwa dia akan melakukan tindakan kekerasan, kata Komisaris Polisi Kolonel Blanch pada konferensi pers pada Minggu pagi. Masyarakat juga telah memberi tahu polisi bahwa remaja tersebut memegang pisau, dan petugas dikerahkan ke tempat kejadian.

Peristiwa ini terjadi hanya beberapa minggu setelah dua serangan penikaman yang membuat Australia khawatir. Penikaman massal di sebuah pusat perbelanjaan di Sydney menewaskan enam orang dan melukai sedikitnya selusin orang pada tanggal 13 April. Beberapa hari kemudian, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun ditangkap dalam penikaman terhadap seorang uskup Ortodoks Asyur dan beberapa orang lainnya selama misa yang kata polisi merupakan tindakan terorisme.

Pada hari Sabtu di Perth, dua petugas yang datang untuk menghadapi remaja tersebut mengeluarkan taser dan senjata api, kata Komisaris Blanch. Mereka mencoba meyakinkan dia untuk menjatuhkan pisaunya, tapi dia tidak menurut dan bergegas ke arah salah satu petugas.

Setelah petugas menembakkan tasernya, tersangka terus maju ke arah petugas yang membawa senjata api, yang kemudian menembaknya hingga tewas. Remaja itu meninggal satu jam kemudian di rumah sakit.

Sebelum berkonfrontasi dengan polisi, tersangka telah menikam seorang pria paruh baya di tempat parkir. Korban yang mengalami luka tusuk di punggung, berada dalam kondisi serius namun stabil, kata pihak berwenang.

Polisi mengatakan tersangka, seorang pria kulit putih yang identitasnya tidak diungkapkan, telah diketahui polisi selama beberapa tahun terakhir karena berpotensi memiliki kecenderungan kekerasan ekstremis, kata para pejabat. Namun mereka menyimpulkan bahwa dalam serangan hari Sabtu “tampaknya dia bertindak sendirian,” menurut Roger Cook, Perdana Menteri Australia Barat.

“Ini adalah peristiwa yang sangat tragis di Australia Barat,” kata Komisaris Blanch pada konferensi pers hari Minggu.

“Kami adalah negara yang cinta damai dan tidak ada tempat bagi ekstremisme kekerasan di Australia.” Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan dalam a posting di X sebagai tanggapan terhadap episode hari Sabtu.

Fuente