Dominasi Iga Swiatek di lapangan tanah liat membuatnya semakin tertinggal dari elite Prancis Terbuka

Dominasi Asosiasi Tenis Wanita No. 1 Iga Swiatek di lapangan tanah liat terlihat sepenuhnya dalam kemenangan straight set atas No. 2 Coco Gauff di semifinal Prancis Terbuka Kamis pagi.

Dengan kemenangan melawan peringkat 12 Jasmine Paolini atau Mirra Andreeva di final hari Sabtu, Swiatek akan bergabung dalam daftar pemain tenis wanita terbaik untuk berkompetisi di Roland-Garros.

Swiatek telah memenangkan kejuaraan berturut-turut di Prancis Terbuka dan bisa menjadi yang pertama sejak Justin Henin (2005-07) yang tidak hanya mengulangi tiga kali sebagai pemenang turnamen tetapi juga memenangkan empat Prancis Terbuka dalam lima tahun (2003-07). Swiatek memenangkan gelar pertamanya di Roland-Garros pada tahun 2020.

Hanya satu wanita lain, Monica Seles dari tahun 1990-92, telah memenangkan tiga gelar Prancis Terbuka berturut-turut sejak akhir Perang Dunia II.

Dalam kemenangannya 6-2, 6-4 atas Gauff, Swiatek didominasi pada servis kedua, memenangkan 67 persen (14 dari 21) servis keduanya dan 68 persen dari servis Guaff (21 dari 31). Swiatek mengkonversi 4 dari 7 breakpoint (57 persen), sementara Gauff, pemain Amerika terakhir yang tersisa di kompetisi tunggal, hanya mengkonversi satu dari empat peluang.

Petenis nomor satu dunia itu juga tidak menyalahkan dirinya sendiri, hanya mencatat 14 kesalahan sendiri berbanding 39 kesalahan yang dilakukan Gauff.

Swiatek mencatatkan delapan dari 10 kemenangannya pada set kedua, termasuk pukulan sempurnanya setelah Gauff mengembalikan servisnya.



Fuente