Investigasi eksklusif yang dilakukan India Today mengungkap kondisi yang meresahkan di Bawana, dimana konsumsi air industri yang tidak diatur, didorong oleh mafia air yang meluas, memperburuk krisis air di Delhi.

BAWANA: DARI MODEL INDUSTRI ESTATE MENJADI MIMPI BURUK REGULASI

Dikembangkan pada tahun 1999 oleh Pemerintah NCT Delhi dan dikelola oleh Perusahaan Pengembangan Industri dan Infrastruktur Negara Bagian Delhi, Bawana dimaksudkan untuk menjadi contoh kawasan industri. Hal ini dirancang untuk menyediakan pengaturan terencana dengan semua infrastruktur yang diperlukan untuk merelokasi industri yang tidak patuh. Namun, 25 tahun kemudian, Bawana menjadi terkenal karena pabrik-pabriknya yang tidak sah dan secara terang-terangan melanggar peraturan.

EKSPLOITASI SUMBER DAYA AIR YANG TAK TERPERCAYA

Paparan India Today menyoroti permasalahan serius dalam pengelolaan sumber daya air dan korupsi di kawasan industri Bawana, yang secara langsung berkontribusi terhadap menipisnya air tanah di Delhi. Meskipun industri menikmati pasokan air yang tidak terbatas, penduduk Bawana menghadapi kekurangan air yang parah, terutama selama bulan-bulan musim panas.

SUMUR ILEGAL DI SEKITAR KANAL AIR

Operasi sumur bor ilegal merajalela di dekat cabang Delhi di kanal Munak, yang mengalirkan air dari Haryana ke Delhi. Meskipun sumur bor dilarang di seluruh Delhi, Bawana memiliki lebih dari 16.000 plot, dan hanya 1.000 hingga 1.200 unit yang memiliki sumur bor yang telah disetujui sebelumnya dan disewa dari Perusahaan Kota Delhi (MCD) selama 99 tahun.

Sumber di Bawana Infra menyatakan bahwa sebagian besar unit menghindari sambungan air bermeter dan lebih mengandalkan mafia kapal tanker.

DI DALAM OPERASI MAFIA TANKER

Dalam operasi tangkap tangan, Tim Investigasi Khusus India Today (SIT) berperan sebagai pemilik pabrik untuk menyusup ke mafia kapal tanker. Dalam penyergapan tersebut, Sanjay Dahia, salah satu anggota mafia kapal tanker, membeberkan sejauh mana operasi mereka.

Dahia berkata, “Kami bisa menyuplai air setiap hari, meski terkadang ada keterlambatan satu atau dua jam. Tarif 5.000 liter adalah Rs 1.200 di Sektor 5, Blok B, dan Rs 800 di Sektor 2. Kami mengambil air dari saluran. Tidak ada kekhawatiran akan campur tangan polisi karena kami membayar mereka suap bulanan.”

SUAP DAN KORUPSI YANG BESAR

Operasi tangkap tangan mengungkapkan bahwa mafia kapal tanker dapat beroperasi dengan lancar karena suap rutin.

Leela Sehrawat, anggota mafia lainnya, membenarkan hal ini, dengan menyatakan, “Anda hanya perlu mengatur kapal tankernya. Biaya suap polisi dan SDM adalah urusan kami, bukan urusan Anda.”

IMPLIKASI EKONOMI DAN LINGKUNGAN

Tingginya permintaan air dengan Total Padat Terlarut (TDS) yang rendah disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar sumur bor di unit industri menghasilkan air dengan TDS tinggi, sehingga merusak mesin.

Hal ini menciptakan rantai pasokan di mana mafia mengoperasikan sumur bor di dekat kanal Munak untuk mendapatkan air berkualitas baik. Akibatnya, harga properti di sekitar saluran air ini melonjak karena pengambilan air yang merajalela dan tidak terkendali.

OPERASI MAFIA TANKER DIANGKAT DALAM RAPAT INTERNAL

Dalam pertemuan baru-baru ini, para pejabat senior mengkonfirmasi bahwa isu pencurian air di sepanjang Sub Cabang Delhi di kanal Munak telah diangkat.

Secara terpisah, di tengah sengketa air yang sedang berlangsung antara pemerintah Delhi dan Haryana, sebuah pertemuan diadakan di kantor Pemda untuk meninjau laporan inspeksi oleh Komisi Air Pusat (CWC) dan Dewan Sungai Yamuna Atas (UYRB) di sepanjang kanal Munak dan Delhi Cabang Pembantu menuju ke Delhi.

RINCIAN LAPORAN INSPEKSI

– Haryana melepaskan 2.289 cusec air di Munak pada hari Minggu.
– Dari jumlah tersebut, 1.161 cusec ditujukan untuk pasokan eksklusif ke Delhi, dibandingkan kuota 1.050 cusec.
Jumlah air yang diterima dari kanal Munak di Bawana di Delhi adalah 960 cusec.
– Hal ini menunjukkan hilangnya 200 cusec, atau 18 persen, di sepanjang kanal Munak melalui DSB & CLC menuju Delhi.
– Norma yang berlaku menyatakan kerugian ini harus kurang dari 5 persen.

Seorang pejabat senior dari Dewan Sungai Yamuna Hulu menjelaskan bahwa meteran yang rusak adalah penyebab rendahnya angka air di Delhi. Selama inspeksi, profiler arus doppler akustik (ADCP) menunjukkan bahwa aliran air lebih dari 960 cusec yang ditunjukkan. Pejabat tersebut juga menyebutkan bahwa meskipun operasi sumur bor di sepanjang kanal menghabiskan sumber daya air, hal tersebut tidak mempengaruhi pengukuran aliran air secara real-time. Selain itu, kebocoran di sepanjang kanal Munak turut menyebabkan hilangnya air. Pemerintah Delhi menyatakan bahwa Haryana tidak melepaskan bagiannya sebesar 1,050 cusec melalui kanal Munak melalui DSB & CLC.

PERLUNYA TINDAKAN PERATURAN SEGERA

Sumber dari Bawana Infra menunjukkan kurangnya kerja sama dari Perusahaan Kota Delhi dan Dewan Jal Delhi, sehingga memperburuk situasi. Investigasi ini menyoroti kebutuhan mendesak akan tindakan regulasi dan transparansi untuk melindungi sumber daya air di Delhi dan mengekang korupsi.

Masa depan pasokan air di Delhi dipertaruhkan dan tindakan segera diperlukan untuk mengatasi krisis ini. Pihak berwenang harus menerapkan langkah-langkah ketat untuk mengendalikan pengambilan air ilegal dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas korupsi. Paparan ini memerlukan tanggapan segera dan kuat dari badan pengawas untuk mengamankan air di Delhi di masa depan.

Diterbitkan oleh:

Vadapalli Nithin Kumar

Diterbitkan di:

12 Juni 2024



Source link