Jumat, 28 Juni 2024 – 18:08 WIB

VIVA Tekno – Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara adidaya energi hijau. Pengelolaan sumber daya yang tepat dengan prinsip-prinsip berkelanjutan, elektrifikasi, serta penerapan teknologi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi adalah faktor-faktor penting dalam merealisasikan potensi tersebut.

Baca Juga:

Jadi Bagian Ekonomi Masa Depan, Pemerintah Didorong Akomodir Regulasi Blockchain dan Kripto

Hal ini diungkapkan oleh Presiden Klaster Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Martin Setiawan. “Kami terus memperluas keahlian, solusi, serta layanan. Kami juga berkomitmen untuk menjadi mitra Indonesia dalam menapaki dimensi baru sektor kelistrikan hijau dan industri hijau,” ungkapnya, Jumat, 28 Juni 2024.

Lebih lanjut, Martin juga menekankan komitmen keberlanjutan dan sirkularitas sebagai pondasi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya, yang akan terus dikembangkan.

Baca Juga:

Intip 10 Jurusan Kuliah Baru dan Unik, Lulusannya Dibutuhkan di Masa Depan

Schneider Electric tidak hanya menjadi penyedia teknologi, namun juga menjadi perusahaan pertama yang memanfaatkan teknologi tersebut.

Dalam hal sirkularitas, Schneider Electric telah menerapkan prinsip 3R (menggunakan kembali, mengurangi, dan mendaur ulang) dalam kegiatan produksinya. “Mayoritas produk kami sudah mendapatkan sertifikasi ‘Green Premium’ yang menjamin keberlanjutan dalam proses produksinya,” jelas dia.

Baca Juga:

Meta Perkenalkan Chameleon yang Bakal Jadi Saingan ChatGPT

Martin mengungkapkan bahwa seluruh pabrik Schneider Electric di Batam dan Cikarang telah bertransformasi menjadi pabrik pintar dengan teknologi sendiri, dan telah merasakan dampak positif yang diberikan dari transformasi tersebut.

Pabrik Batam telah berhasil mengurangi 319 ribu kWh/tahun atau 243 ton CO2/tahun, mengurangi 40 persen waste material, dan meningkatkan produktivitas hingga 20 persen.

Schneider Electric juga telah mulai beralih ke energi bersih di pabrik Cikarang dengan memanfaatkan panel surya. Dengan melakukan efisiensi konsumsi energi dan transisi ke energi bersih, pabrik ini mampu mengurangi emisi karbon sebesar 181 ton CO2 per tahun (atau setara dengan penanaman 900 pohon per tahun).

Sebagai informasi, Martin Setiawan terpilih sebagai Presiden Klaster Schneider Electric Indonesia and Timor Leste menggantikan Roberto Rossi.

Ia bertanggung jawab untuk mengembangkan portofolio bisnis Schneider Electric dengan misi menjadi mitra pemerintah dan pelaku industri dalam menyediakan solusi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi guna meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.

Halaman Selanjutnya

Schneider Electric juga telah mulai beralih ke energi bersih di pabrik Cikarang dengan memanfaatkan panel surya. Dengan melakukan efisiensi konsumsi energi dan transisi ke energi bersih, pabrik ini mampu mengurangi emisi karbon sebesar 181 ton CO2 per tahun (atau setara dengan penanaman 900 pohon per tahun).



Fuente