Kamis, 27 Juni 2024 – 22:19 WIB

Jakarta – Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Sandi Nugroho mengatakan, Mabes Polri melakukan pengecekan dan mitigasi terakit informasi ada data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polri yang diduga bocor hingga diperjualbelikan di dark web.

Baca Juga:

Menkominfo: Peretas Minta Tebusan 8 Juta Dollar AS

“Nanti kita mitigasi, kita cek kembali,” ujarnya, Kamis, 27 Juni 2024.

Kata Sandi, upaya itu merupakan bentuk antisipasi agar kebocoran data serupa tak kembali terjadi di tengah isu peretasan yang marak terjadi di Tanah Air dewasa ini. Dia menegaskan kalau Korps Bhayangkara dan instansi terkaot bakal menyelesaikan masalah ini.

Baca Juga:

Warga Tiongkok Ditangkap Bareskrim terkait Penipuan Scam Online Data 800 WNI

Mobil Inafis di Lapas Cebongan, Sleman

“Yang pasti bahwa Polri akan bekerja sama dengan stakeholder lainnya untuk bisa menuntaskan permasalahan ini,” katanya.

Baca Juga:

Cara Irjen Dedi Rayakan HUT Bhayangkara Bikin Warga Senang

Sebelumnya diberitakan, di media sosial X, akun @FalconFeeds.iosecara rutin memantau aktivitas siber, termasuk dari web gelap.

Mereka mengumumkan bahwa ada dugaan peretas bernama MoonzHaxor dari BreachForum yang telah meretas data Indonesia Automatic Finger Identification System (INAFIS). @FalconFeeds.io juga menjadi akun yang pertama kali memberitakan informasi tentang dugaan kebocoran data tersebut.

Seorang hacker/peretas mencoba membongkar keamanan siber.

Seorang hacker/peretas mencoba membongkar keamanan siber.

Dalam postingannya, disebutkan bahwa data INAFIS diduga dijual oleh hacker atau peretas pada Sabtu, 22 Juni 2024.

Data yang diretas termasuk gambar sidik jari, alamat email, dan aplikasi SpringBoot dengan beberapa konfigurasi. MoonzHaxor menjual data INAFIS seharga US$1.000  atau Rp16,3 juta.

Halaman Selanjutnya

Sumber : ANTARA/Shutterstock/am.

Halaman Selanjutnya



Fuente