Pemerintah Madhya Pradesh telah menangguhkan izin Pabrik Penyulingan Som selama 20 hari setelah penggerebekan oleh Komisi Nasional Perlindungan Hak Anak (NCPCR) yang berhasil menyelamatkan 58 pekerja anak.

Penggerebekan tersebut, yang dipimpin oleh presiden nasional NCPCR Priyank Kanoongo, menyelamatkan 39 anak laki-laki dan 19 anak perempuan yang bekerja dalam kondisi ilegal di penyulingan di distrik Raisen.

Ketua Menteri Mohan Yadav pada hari Rabu menekankan sikap tegas negara terhadap kejahatan dan komitmen terhadap keadilan. Pemerintah negara bagian telah mengambil tindakan disipliner terhadap empat petugas cukai karena kelalaian mereka dalam kasus ini.

“Madhya Pradesh tidak akan pernah ketinggalan dalam menghukum pelaku kejahatan dan memberikan keadilan kepada korbannya. Madhya Pradesh adalah negara bagian yang menjadi contoh di negara ini, oleh karena itu jika ada yang melakukan kejahatan di sini, dia tidak akan luput,” Mohan Yadav dikatakan.

Menyoroti tindakan yang diambil terhadap penyulingan dan penangguhan petugas yang dinyatakan lalai dalam masalah ini, Mohan Yadav menekankan, “Pelayanan publik dan kepentingan publik adalah yang terpenting dalam pemerintahan Madhya Pradesh, tidak akan pernah ada kompromi apa pun dengannya.”

Menyusul temuan NCPCR, pihak berwenang bergerak cepat dengan menyita tempat penyulingan tersebut dan menangguhkan sementara izin produksinya.

Penggerebekan NCPCR menyoroti pelanggaran berat, dimana anak-anak ditemukan bekerja dalam kondisi berbahaya, beberapa diantaranya mengalami luka bakar yang diduga akibat paparan bahan kimia.

Menanggapi penggerebekan tersebut, Som Distilleries and Breweries Ltd mengakui masalah tersebut dan menghubungkannya dengan perusahaan asosiasi dan kontraktor tenaga kerja yang gagal melakukan pemeriksaan usia yang tepat. Perusahaan menghentikan layanan kontraktor tersebut dan menyatakan kerja samanya dengan penyelidikan yang sedang berlangsung.

Ketua NCPCR Priyank Kanoongo mengungkapkan detail yang meresahkan tentang operasi tersebut, dengan menyatakan bahwa beberapa anak diangkut ke pabrik dengan bus sekolah.

“Mereka terdaftar di sebuah sekolah dan datang dengan bus sekolah. Jadi orang mengira mereka akan pergi ke sekolah, padahal mereka bekerja di pabrik minuman keras,” kata Kanoongo seperti dikutip oleh kantor berita. Reuters.

Som Distilleries hadir di lebih dari 20 pasar internasional, termasuk Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Inggris.

Diterbitkan di:

19 Juni 2024



Source link