Sabtu, 29 Juni 2024 – 05:52 WIB

HIDUP – Seorang pria berinisial D ditemukan tewas gantung diri di Fly over Cimindi, perbatasan Kota Cimahi-Bandung, Jawa Barat pada Jumat (28/6/2024). Sebelumnya, pria tersebut mengungkapkan pengalamannya saat menjadi korban penindasan. Ia menulis cerita hidupnya dalam bentuk Google Document yang kemudian tautannya disematkan dalam bio Instagram miliknya.

Baca Juga:

Stres Ditinggal Nikah, Remaja Putri di Makassar Lompat dari Lantai 3 Rusun

Dalam tulisannya, dijelaskan bahwa D merupakan seseorang yang memeluk agama minoritas. Sejak kecil, beberapa oknum sering membully-nya hanya karena ia tidak beragama seperti kebanyakan orang di lingkungannya. Saat agamanya dihina, ia pernah mencoba membela, tapi hasilnya malah semakin mendapatkan bully-an.

Baca Juga:

Ulil Abshar: NU Di-bully usai Terima Jatah Kelola Tambang dari Jokowi

Tidak hanya di lingkungan rumahnya, D juga sering di-bully oleh teman-temannya di sekolah saat SMP. Penindasan terparah yang ia terima ketika temannya memberikan air yang dibentuk seperti minuman kemasan rasa jeruk, padahal ternyata isinya merupakan air seni.

D tidak pernah menceritakan kepada orang tuanya tentang penindasan yang ia alami. Ada kekhawatiran jika ia bercerita, teman-temannya akan semakin menjauhinya. Selain itu, D merasa bahwa ayahnya memiliki sifat tempramental dan yakin ayahnya akan bereaksi dengan emosi untuk membelanya. D khawatir hal tersebut justru akan memperburuk situasi.

Baca Juga:

Judi Online Makan Korban, Warga Semarang Frustasi Uang Habis hingga Nekat Gantung Diri

Pengalaman menggertak sejak kecil, ketidakmampuannya dalam menceritakan masalah ke orang-orang terdekat, dan pandangan negatif tentang politik, kemanusiaan serta peran uang dalam masyarakat membuat adanya dorongan bagi D untuk mengakhiri hidup.

D gantung diri dengan mengenakan sweter hitam dan lakban hitam yang menutupi mata dan mulutnya. Ia ditemukan tergantung oleh warga dan pengendara sekitar pukul 05.30 WIB.

Wasiat dari Pria yang Gantung Diri di Fly Over Cimindi

Polisi menemukan surat wasiat yang ia tulis di potongan kardus berisi permintaan untuk diantarkan ke RS Imanuel, disertai nama bapak dan ibunya. Isi suratnya adalah “Tolong anterin ke RS Imanuel. Orang tua saya kerja di sana. AN Bapak XXXXX XXXXX & Ibu XXXXX XXXXXXX”

Proses evakuasi terhadap jasad korban berlangsung selama 30 menit dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Sartika Asih Bandung untuk dilakukan autopsi. Dari hasil evakuasi, jasad korban tidak ditemukan luka atas indikasi penganiayaan.

Artikel ini mengandung konten sensitif mengenai bunuh diri yang mungkin memicu perasaan tidak nyaman. Jika Anda merasa kesulitan atau membutuhkan dukungan, segera hubungi profesional kesehatan mental atau layanan dukungan yang tersedia.

Halaman Selanjutnya

Sumber : X @creepy_room_

Halaman Selanjutnya



Fuente