Seoul, Korea Selatan –

Lebih dari 5.000 orang yang terisolasi akibat banjir di barat laut Korea Utara diselamatkan melalui pengangkutan udara dan pekerjaan evakuasi lainnya yang diawasi oleh pemimpin Kim Jong Un, media pemerintah melaporkan pada hari Senin.

Hujan deras pada hari Sabtu telah menyebabkan sungai di perbatasan Korea Utara-Tiongkok meluap hingga melebihi batas berbahaya dan menimbulkan “krisis serius,” kata Kantor Berita Pusat Korea.

Sekitar 10 helikopter militer dan kapal angkatan laut dan pemerintah dikerahkan untuk upaya evakuasi di kota Sinuiju dan kota Uiju di mana banjir telah mengisolasi penduduk.

KCNA tidak menyebutkan adanya korban jiwa atau seberapa besar kerusakan yang disebabkan banjir. Dikatakan bahwa masing-masing dari sekitar 10 helikopter melakukan beberapa kali upaya untuk memindahkan penduduk meskipun cuaca buruk, dan akhirnya menyelamatkan 4.200 orang yang terkena dampak melalui pengangkutan udara.

Dikatakan bahwa Kim memandu pekerjaan evakuasi pada hari Minggu, memerintahkan makanan dan kebutuhan lainnya untuk diberikan kepada orang-orang yang terkena dampak, dan menetapkan tugas untuk pekerjaan pemulihan dan bantuan.

KCNA mengutip Kim yang menyebut upaya penyelamatan itu “ajaib” karena lebih dari 5.000 orang diselamatkan melalui upaya itu.

Banjir musim panas di Korea Utara sering kali menyebabkan kerusakan serius pada lahan pertanian akibat buruknya drainase, penggundulan hutan, dan infrastruktur yang rusak. Topan dan hujan lebat pada tahun 2020 merupakan salah satu kesulitan yang menurut Kim sebelumnya telah menciptakan “berbagai krisis” di dalam negeri, bersama dengan pembatasan ketat terkait pandemi dan sanksi PBB atas program senjata nuklirnya.

Selama kunjungannya di akhir pekan ke wilayah yang terendam banjir, Kim juga memarahi para pejabat karena menurunkan kewaspadaan mereka meskipun ia telah memerintahkan upaya untuk mencegah kerusakan akibat banjir lebih dari sekali, kata KCNA.

“Mereka, yang dikuasai rasa kalah dalam pertempuran melawan alam, tidak percaya diri dalam upaya pencegahan bencana, dan hanya mengharapkan keberuntungan dari langit,” kata Kim, menurut KCNA.

Kim menekankan bahwa sikap tidak bertanggung jawab dari mereka yang bertugas memastikan keselamatan masyarakat tidak boleh diabaikan. Ia mengatakan badan tanggap darurat Korea Utara dan Kementerian Keamanan Publik bahkan tidak mengetahui jumlah pasti penduduk di daerah yang dilanda banjir sehingga jumlah orang yang diselamatkan lebih banyak dari yang diperkirakan.

Kritik Kim dapat dilihat sebagai upaya untuk mengalihkan kesalahan sambil membangun citranya sendiri sebagai pemimpin yang peduli terhadap rakyatnya sementara Korea Utara berjuang dengan kesulitan ekonomi dan isolasi internasional, kata pengamat.

Fuente