Kamis, 4 Juli 2024 – 18:21 WIB

Jakarta – Pemerintah Indonesia telah memiliki visi Indonesia Emas 2045, dimana salah satu sasaran utamanya adalah capaian pendapatan per kapita setara dengan negara-negara high income countries atau negara-negara berpendapatan tinggi.

Baca Juga:

Banggar Sepakati Asumsi Makro Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Rinciannya

Direktur Kolaborasi Internasional Indef, Imaduddin Abdullah menegaskan, guna mencapai hal tersebut, maka simulasi yang harus dilakukan adalah melihat sejauh mana pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan, agar Indonesia bisa mencapai threshold atau batasan dengan status negara berpendapatan atas tersebut.

“Kalau kita ingin melihat Indonesia bisa mencapai target itu, maka minimal kita perlu pertumbuhan ekonomi sekitar 7 persen dengan target optimal 8 persen, agar nanti di tahun 2040-2045 kita sudah melewati threshold tersebut,” kata Imaduddin dalam Diskusi Publik Indef: ‘Warisan Utang ke Pemerintahan Mendatang’, Kamis, 4 Juli 2024.

Baca Juga:

Indef Soroti Belanja Pemerintah Didominasi Pembayaran Bunga Utang dan Belanja Pegawai

Namun apabila dilihat dari sejarah perjalanan ekonomi Indonesia, capaian pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 7 persen itu hanya sekali terjadi di medio sekitar tahun 1970-an.

Kala itu, perekonomian nasional memang tengah bergairah akibat euforia minyak atau oil boom, dan sejumlah faktor lain yang membuat pertumbuhan ekonomi pernah berada di angka 7,5 persen di era tersebut.

Baca Juga:

Dongkrak Penerimaan Negara Buat Bayar Utang, Ini 3 Saran Indef Buat Pemerintah

“Hanya sekali kita memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yakni mencapai 7,5 persen, yaitu di tahun 1970-an ketika kita mungkin masih mendapatkan manfaat dari slow base effect dan karena waktu itu ada oil boom,” ujarnya.

Namun setelahnya hingga saat ini, Imaduddin memastikan bahwa capaian pertumbuhan ekonomi nasional rata-ratanya hanya berada di kisaran antara 5,5 persen, 6 persen, 5,2 persen.

“Dan ketika sempat terjadi booming harga komoditas dalam 3 tahun terakhir, pertumbuhannya itu rata-rata hanya sekitar 4,6 persen,” kata Imaduddin.

Karenanya, Dia pun menekankan bahwa apabila dilihat dari realitas pertumbuhan ekonomi nasional hingga saat ini, tentunya akan sangat sulit untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi hingga di atas 6 atau 7 persen.

“Jadi memang ini perlu extra effort, perlu kerja keras yang luar biasa kalau memang kita ingin Indonesia masuk menjadi negara high income countries,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

“Dan ketika sempat terjadi booming harga komoditas dalam 3 tahun terakhir, pertumbuhannya itu rata-rata hanya sekitar 4,6 persen,” kata Imaduddin.



Fuente