Selasa, 2 Juli 2024 – 05:05 WIB

Jakarta – Kabar Presiden Indonesia Joko Widodo alias Jokowi mencalonkan putra bungsunya Kaesang Pangarep untuk mencalonkan diri pada Pilgub Jakarta 2024. Apalagi, isu Kaesang mencalonkan diri sebagai gubernur sudah mencuat sejak Mahkamah Agung (MA) memutuskan syarat usia bagi calon bupati.

Baca Juga:

Rumah Pensiun Jokowi Resmi Groundbreaking! Pihak Keluarga Gelar Selamatan

Pakar komunikasi politik Effendi Gazali menganalisa peluang Kaesang maju dengan menyinggung sikap Jokowi. Menurut dia, ada catatan, bila Jokowi bilang tidak terkait suatu hal maka sebaliknya malah akan terjadi.

“Kalau ada mahasiswa yang catatannya Pak Jokowi bilang tidak akan terjadi ya. Mahasiswa bilang begitu. Cari saja,” kata Effendi di Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne yang dikutip HIDUP pada Selasa, 2 Juli 2024.

Baca Juga:

Lewat Buku Terbarunya, Denny JA Cerita Peran Sains atas Kemenangan Prabowo-Gibran

Dia pun mengambil contoh momen kakak Kaesang yaitu Gibran Rakabuming Raka yang saat ini jadi Wakil Presiden RI terpilih. Padahal, sebelum Gibran maju jadi cawapres, Jokowi awalnya menyebut putra sulungnya itu tak maju.

“Jadi, artinya kalau tadi mengambil kisah Gibran, kan mula-mula dibilang nggak. Tapi, akhirnya kita gak tahu apa yang di belakang panggung. Tapi, akhirnya jadi dan maju juga,” lanjut Effendi.

Baca Juga:

Gerindra Pertimbangkan Usung Kaesang di Pilkada Jateng

Bahasa Indonesia:

Ketum PSI Kaesang Pangarep saat pembekalan calon legislatif terpilih PSI

Menurut dia, jika mengikuti kisah Gibran maka Kaesang berpeluang jadi maju dalam kontestasi pilgub. Meskipun level kontestasi pemilunya berbeda.

“Bukan cuma level pemilihan umumnya, tetapi yang satu itu diperbaikinya di MK. Kalau yang ini kan cuma peraturannya (MA),” ujar Effendi.

“Apakah KPU akan menjalankannya, Undang-Undangnya kan belum berubah. Itu yang kita tunggu Bersama,” kata Effendi.

Namun, dia menyampaikan ada sisi-sisi lain yang penting karena tak bisa berdiri sendiri. Salah satunya isu Kaesang bakal berduet dengan eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias RK.

“Kurang lebih gitu ya. Bisa saja dengan yang lain. Tapi, kita lihat sendiri kalau betul-betul terjadi di Jakarta dengan RK, kan ada Anies,” tutur Effendi.

Tapi, ia menekankan dalam dinamikanya, untuk Anies yang mau maju di Jakarta sejauh ini belum tentu juga dapat tiket.

“Sampai hari ini. Karena gak ada yang bisa mengusung sendiri,” sebut Effendi.

Dia mengatakan persaingan Pilgub di Jakarta masih ada kaitannya dengan Jawa Barat atau Jabar. Sebab, ia melihat, Gerindra punya peluang mendorong Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar.

“Gerindra punya niat sejauh yang saya bahas, mau Dedi Mulyadi di Jawa Barat. Begitu menempatkan Dedi Mulyadi di Jawa Barat, RK jadinya di mana? dan berpasangan dengan siapa? Itu kan kata kuncinya,” kata Effendi.

“Walaupun pasangan ini nanti bisa berhadapan dengan Anies atau siapa? Belum tentu dapat tiket,” ujarnya.

Lantas, status Kaesang untuk maju Pilgub Jabar, dia menilai memiliki keharuman sebagai putra Presiden RI. Meski sebagai Ketum PSI, menurut dia, Kaesang belum bisa membawa parpol tersebut ke DPR Senayan.

“Orang berharap seperti di Gibran yang hebat di debat langsung jadi wapres. Ini bisa langsung Senayan, gak juga. Berproses. Apakah ini jadi wakil gubernur atau berproses lagi,” jelas Effendi.

Tapi, dia kembali menyinggung jika cerita Gibran menjadi tolok ukur maka tak menutup kemungkinan ada niat Kaesang untuk maju di Pilgub.

“Tapi, saya lihat ini belum sesuatu yang istimewa. Tapi, kalau mempelajari kisah Gibran ya ada niatan ke sana. Oleh siapa, nah itu ya gak pernah diakui di depan panggung kan,” ujar Effendi.

Halaman Selanjutnya

“Bukan cuma level pemilihan umumnya, tetapi yang satu itu diperbaikinya di MK. Kalau yang ini kan cuma peraturannya (MA),” ujar Effendi.

Halaman Selanjutnya



Fuente