Minggu, 14 Juli 2024 – 09:17 WIB

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Hadi Tjahjanto mengungkapkan pemulihan layanan pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 telah bertambah menjadi 86 layanan. Jumlah layanan itu berasal dari 16 kementerian dan lembaga.

Baca Juga:

China Uji Coba Rudal, Militer Taiwan Dalam Keadaan Siaga Perang

Hadi mengatakan, upaya pemulihan layanan PDNS 2 dilakukan oleh tim yang terdiri dari Kementerian Kominfo, BSSN, PT Telkom Tbk, dan partisipasi aktif dari semua tenant.

“Per 12 Juli, pukul 17.30 WIB, tercatat 86 layanan dari 16 kementerian, lembaga dan pemerintah daerah telah go live,” ujar Hadi dalam keterangannya Sabtu, 13 Juli 2024.

Baca Juga:

Moeldoko: Kementerian Tidak Boleh Ego untuk Percepatan Kebijakan Satu Peta

Bahasa Indonesia:

Menko Polhukam Hadi Tjahjanto konferensi pers terkait judi online di kantornya

Hadi menjelaskan beberapa layanan publik yang berhasil dipulihkan selain dalam bentuk layanan perizinan juga berupa layanan informasi dalam bentuk portal.

Baca Juga:

Terpopuler: Profil dan Agama Lamine Yamal, Tak Ada Perebutan Tempat Ketiga di Euro 2024

“Termasuk layanan beasiswa yang dikelola Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi,” ujarnya.

Dia menegaskan, saat ini tim terus melakukan upaya pemulihan layanan publik dengan secepat-cepatnya dengan tetap memperhatikan aspek kehati-hatian.

Hadi menyampaikan, proses pemulihan layanan terbagi dalam tiga zona tahapan berdasarkan teknik penanganan data.

“Kami membagi dalam tiga zona. Data yang terdampak insiden pada PDNS 2 berada di zona merah, dan ditetapkan dalam proses “karantina”. Selanjutnya akan kita pindahkan ke zona biru untuk dilakukan penguatan keamanan dan pemindaian kerentanan, sebelum nantinya bisa go-live atau data layanan publik diunggah ke pusat data lain ke zona hijau yang siap digunakan kembali,” jelasnya.

Menurut  Hadi, setiap tahapan pemulihan dilakukan dengan teliti dan cermat. Langkah itu diambil untuk meminimalkan celah serangan siber yang dapat masuk dan berdampak pada pelayanan publik.

“Pemerintah melakukan pembersihan data dari malware atau pun virus yang mencurigakan dari data yang sudah berhasil diselamatkan, sekaligus memperkuat parameter keamanan infrastrukturnya” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN, Hinsa Siburian sebelumnya mengatakan server Pusat Data Nasional (PDN) terkena serangan siber ransomware terbaru. Sehingga membuat PDN dalam beberapa hari ini mengalami gangguan.

“Insiden pusat data sementara ini adalah serangan siber dalam bentuk ransomware dengan nama brain cipher ransomware. Ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari ransomware lock bit 3.0,” kata Hinsa di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Senin, 24 Juni 2024.

Hinsa mengatakan bahwa server PDN yang terkena ransomware itu berada di Surabaya. “Yang mengalami insiden ini adalah pusat data sementara yang ada di Surabaya,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Hadi menyampaikan, proses pemulihan layanan terbagi dalam tiga zona tahapan berdasarkan teknik penanganan data.

Halaman Selanjutnya



Fuente