Negara-negara perjudian kasino terbesar di Asia-Pasifik telah terungkap dalam laporan dua puluh negara.

Monyet Orang Dalam memimpin perburuan nama-nama pemain judi terbesar di kawasan Asia-Pasifik, dengan satu negara menduduki puncak tangga taruhan. Data disediakan oleh perusahaan riset pasar Intelijen Mordor memicu temuan tersebut.

Grafik perjudian Asia-Pasifik terungkap

Filipina menduduki peringkat teratas dengan 76 kasino terdaftar dan 66 hotel kasino yang berfokus pada pariwisata. Kamboja menyusul dengan 52 kasino dan 17 hotel resor yang menawarkan perjudian.

Macau, dikunjungi 30 juta penjudi kelas kakap setiap tahun. Negara kecil ini memiliki 47 kasino, dan 56 hotel yang memungkinkan wisatawan untuk bertaruh saat menginap. Macau adalah pusat bersejarah dunia perjudian dan telah banyak ditampilkan dalam budaya pop, seperti film James Bond The Man With the Golden Gun (1974) dan Skyfall (2012).

Vietnam turun ke posisi keempat dengan 40 kasino dan 29 hotel kasino. Grand Ho Tram adalah tempat taruhan terbesar di kawasan ini, dengan lebih dari 100.000 kaki persegi ruang taruhan bintang lima.

Korea Selatan berada di posisi kelima dengan 32 kasino dan 31 lokasi hotel-kasino. Wilayah ini pertama kali menawarkan perjudian di Incheon Olympos Hotel Casino pada tahun 1962.

Pariwisata merupakan sumber pendapatan utama bagi kawasan Asia-Pasifik

Resor pada umumnya dibangun di wilayah tersebut dengan bentuk yang sama seperti mal-mal besar, yang menawarkan toko, restoran, dan hotel-kasino sebagai standar untuk peluang pariwisata.

Lima pemimpin pasar di kawasan ini untuk perjudian kasino adalah Sands China, Galaxy Entertainment, Wynn Macau, SJM, dan Melco.

Sejak berkembangnya sumber-sumber digital dan daring, dunia perjudian di Asia telah berkembang hingga ke titik di mana rata-rata pendapatan sebesar $90 miliar diperoleh setiap tahunnya.

Menurut laporan Mordor Intelligence, angka ini diproyeksikan akan naik menjadi $150 miliar pada tahun 2029. Laporan tersebut juga menyoroti bahwa 71,6% penjudi di kawasan Asia-Pasifik lebih memilih cara daring untuk memasang taruhan.

Hal ini dapat dikaitkan dengan pandemi COVID-19, yang menghancurkan sektor pariwisata di negara-negara terkemuka di dunia perjudian Asia. Namun, hal ini mendorong permainan digital dan seluler menjadi alternatif yang disukai.

Gambar: Pixlr.

Fuente