Selasa, 2 Juli 2024 – 19:29 WIB

Jakarta – Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon Prawiraatmadja, mengusulkan agar pemerintah mencabut ketentuan Tarif Batas Atas (TBA) pada angkutan pesawat terbang.

Baca Juga:

Mantan Gubernur BI Sebut Rupiah Bisa Tembus Rp 17.000/US$ Jika Ini Terjadi

Hal itu terkait terus melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir sehingga membuat beban pengeluaran maskapai menjadi lebih besar. Denon menekankan, kondisi itu berkebalikan dengan harga tiket yang ditentukan oleh pemerintah, khususnya untuk kelas ekonomi, yang harus mengikuti aturan soal TBA tersebut.

Maka, setidaknya ketika beban operasional maskapai bertambah akibat perbedaan kurs tersebut, semestinya dilakukan pula penyesuaian harga tiket yang dibebankan kepada masyarakat atau pengguna jasa transportasi.

Baca Juga:

Respons Pihak Imigrasi dan Air Asia Usai Viral Soal Paspor Rusak Gegara Selebgram Cut Melisa

“Kalau saya harapkan tarif diatur mekanisme pasar. Kami juga berharap Kementerian terkait bisa mencari solusi terkait dengan melemahnya nilai tukar Rupiah,” kata Denon di acara Indonesia Aero Summit 2024, kawasan Pecenongan, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Juli 2024.

Bahasa Indonesia:

Ilustrasi maskapai penerbangan

Foto :

  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Baca Juga:

Dolar AS Menguat Bisa Dongkrak Harga Tiket Pesawat, Begini Antisipasi Kemenhub

Dia mengaku, pelemahan nilai tukar rupiah telah membuat biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak maskapai menjadi lebih besar, karena belanja modal masih didatangkan dari impor. Itu terjadi pada sejumlah aspek seperti misalnya bahan bakar, suku cadang pesawat, dan komponen lainnya. Belum lagi, masih ditambah biaya untuk pajak bandara, yang akhirnya harus dimasukkan dalam akumulasi komponen harga tiket pesawat.

Karena itu, selain pemberian insentif bagi para maskapai penerbangan utamanya dari sisi pungutan di bandara, para maskapai juga masih harus berupaya untuk meningkatkan lalu lintas dalam waktu yang cepat.

“Mungkin solusinya bukan cuman insentif, tapi bagaimana kita bisa meningkatkan lalu lintas dalam waktu yang cepat. Karena ada banyak solusi dan FGD yang akan kita coba upayakan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

“Mungkin solusinya bukan cuman insentif, tapi bagaimana kita bisa meningkatkan traffic dalam waktu yang cepat. Karena ada banyak solusi dan FGD yang akan kita coba upayakan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya



Fuente