Rabu, 24 Juli 2024 – 16:45 WIB

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) melakukan berbagai inovasi dalam penggunaan energi bersih. Salah satunya pada sektor transportasi dengan menyediakan stasiun pengisian kendaraan hidrogen atau Hydrogen Refuelling Stastion (HRS). Inovasi ini pun dilirik Pemerintah Australia.

Baca Juga:

Jadi Komisaris Baru PLN, Intip Besaran Gaji Burhanuddin Abdullah dan Andi Arief

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menegaskan komitmennya dalam mendukung transisi energi dengan menyediakan energi alternatif yang minim emisi. HRS ini dinilai efektif menekan emisi karbon. Apalagi, sektor transportasi berkontribusi 44 persen dari total emisi karbon di Indonesia.

“Hidrogen ini merupakan energi yang minim emisi, jadi dengan adanya HRS kita mendukung transisi energi yang menjadi penunjang Indonesia mencapai target Net Zero Emission pada 2060,” kata Edwin dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 Juli 2024.

Baca Juga:

Kendaraan Listrik Sepenuhnya Ramah Lingkungan Jika Negara Melakukan Ini

Bahasa Indonesia:

PLN Indonesia Power pamerkan stasiun pengisian hidrogen pertama di Indonesia

HRS pertama di Indonesia milik PLN Indonesia Power ini pun menjadi objek studi delegasi dari Departemen Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan Hidup dan Air (DCCEEW) Kedutaan Besar Australia. Selain mengunjungi Stasiun Pengisian Hidrogendelegasi DCCEEW juga berkesempatan mendapatkan wawasan tentang Hydrogen Generator dan Hydrogen Center yang menjadi pusat pelatihan terkait hidrogen.

Baca Juga:

Demokrat Berhentikan Andi Arief sebagai Kepala Bappilu Usai Ditunjuk Jadi Komisaris PLN

Edwin yang juga hadir saat kunjungan delegasi Kedubes Australia menjelaskan, HRS di Senayan Jakarta telah dibangun dengan teknologi yang mutakhir. Teknologi HRS menjamin proses pengisian aman dan efisien bagi kendaraan hidrogen.

“Sistem ini dilengkapi dengan sensor canggih yang dapat mendeteksi kebocoran dan memutus aliran gas secara otomatis jika terdeteksi ada masalah,” tuturnya.

Sekretaris Departemen Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan Hidup, dan Air (DCCEEW) David Fredericks mengaku kekaguman atas keberhasilan PLN Indonesia Power dalam membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen pertama di Indonesia. Menurutnya, pemanfaatan hidrogen untuk kendaraan menjadi pencapaian luar biasa PLN IP jadi masa depan EBT di Indonesia.

“Ini pencapaian yang sangat luar biasa, kami pikir PLN IP seharusnya sangat bangga dengan seberapa cepatnya berhasil membangun fasilitas ini dan sungguh berkomitmen untuk menjadikan hidrogen sebagai bagian dari masa depan energi terbarukan Indonesia,” kata Fredericks.

Hidrogen untuk HRS Senayan ini dipasok dari 22 Pabrik Hidrogen Hijau (GHP) milik PLN. Selain 21 GHP eksisting, saat ini PLN telah menambah 1 GHP di PLTP Kamojang. Total GHP tersebut mampu memproduksi 203 ton/tahun hidrogen hijau. Dimana 75 ton hidrogen ini digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit. Sementara, 128 ton digunakan untuk mendukung kendaraan hidrogen.

Total kapasitas produksi hidrogen hijau tersebut bisa digunakan untuk 438 mobil dalam setahun, dengan asumsi setiap mobil menempuh jarak 100 km/hari. Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar bersih juga dapat menghemat impor BBM hingga 1,59 juta liter per tahun dan mampu mereduksi emisi hingga 4,15 juta ton CO2 per tahun.

Halaman Selanjutnya

Secretary Department of Climate Change, Energy,The Environment, and Water (DCCEEW) David Fredericks mengaku kekaguman atas keberhasilan PLN Indonesia Power dalam membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen pertama di Indonesia. Menurutnya, pemanfaatan hidrogen untuk kendaraan menjadi pencapaian luar biasa PLN IP jadi masa depan EBT di Indonesia.

Halaman Selanjutnya



Fuente