Karier tinju Ryan Garcia mengalami pukulan telak karena petinju berusia 25 tahun itu terancam dikeluarkan dari Dewan Tinju Dunia (WBC). Presiden WBC Mauricio Sulaiman mengumumkan pada hari Kamis bahwa Garcia telah dikeluarkan dari organisasi tersebut setelah muncul kata-kata rasis, di mana Garcia menggunakan kata bernada N dan merujuk pada Ku Klux Klan.

Mauricio Sulaiman menggunakan X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) untuk membuat pengumuman, dengan menyatakan, “Dengan menjalankan kewenangan saya sebagai presiden WBC, saya dengan ini mengeluarkan Ryan Garcia dari segala aktivitas di organisasi kami. Kami menolak segala bentuk diskriminasi. Saya khawatir dengan keselamatan Ryan karena ia telah menolak berbagai upaya bantuan kami terkait kesehatan mental dan penyalahgunaan zat.”

Keputusan tersebut diambil setelah Garcia terlibat dalam percakapan yang meresahkan di X Spaces, di mana ia diduga menggunakan hinaan rasial dan melontarkan komentar yang menghasut. Percakapan tersebut, yang melibatkan banyak peserta, juga menyinggung topik sensitif seperti pembunuhan George Floyd oleh polisi Minneapolis pada tahun 2020. Ryan Garcia kemudian mengunggah postingan di X dengan mengklaim bahwa ia “mengolok-olok”, meskipun tidak jelas apakah ini merujuk pada percakapan di X Spaces.

Dalam postingannya, Garcia menulis, “Saya juga mengolok-olok dan ingin semua pembunuhan dihentikan. Kemanusiaan harus berhenti membunuh orang. Saya mencintai semua orang, maaf jika saya menyinggung Anda.” Ia menambahkan, “Kalian semua harus mengerti rasa sakit, rasa sakit yang mendalam dari setiap ras. Bung, saya terluka. Semoga hari kalian menyenangkan.”

Insiden ini menambah tahun yang penuh gejolak bagi Ryan Garcia. Petinju yang pernah mengalahkan juara kelas super ringan WBC Devin Haney di Barclays Center pada bulan April itu harus mengakui kekalahannya. Hasil pertandingan diubah menjadi no-contest setelah Garcia diskors selama satu tahun oleh Komisi Atletik Negara Bagian New York (NYSAC) karena hasil tes narkoba peningkat performa yang positif setelah pertandingan. Selain itu, Garcia didenda $10.000 oleh NYSAC.

Masalah yang dialaminya bertambah parah ketika Ryan Garcia ditangkap pada tanggal 8 Juni atas tuduhan vandalisme. Insiden tersebut melibatkan tuduhan dari Waldorf Astoria di Beverly Hills, California, bahwa Garcia menyebabkan kerusakan properti senilai $15.000. Penangkapan ini dilakukan tidak lama setelah ia diskors, yang semakin mencoreng citra publik dan kariernya.

Dengan dikeluarkannya Garcia dari WBC, Garcia menghadapi titik kritis dalam kariernya. Sikap tegas organisasi tersebut terhadap diskriminasi membuat Garcia memiliki pilihan terbatas untuk menebus kesalahannya di jajarannya. Pengusiran ini tidak hanya berdampak pada masa depannya dalam tinju profesional, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan mental dan perilaku pribadinya.

Tindakan Garcia baru-baru ini dan konsekuensi yang ditimbulkannya menyoroti pentingnya akuntabilitas dan perlunya atlet profesional untuk mempertahankan standar perilaku baik di dalam maupun di luar ring. Sementara para penggemar dan komunitas tinju menunggu langkah Garcia selanjutnya, masih harus dilihat bagaimana ia akan melewati masa sulit ini dan apakah ia dapat merebut kembali posisinya dalam olahraga ini.

Setelah kejadian ini, dunia tinju mengamati dengan saksama, bertanya-tanya apakah Ryan Garcia dapat mengatasi rintangan pribadi dan profesionalnya untuk kembali bertinju atau apakah ini menandai awal dari akhir bagi petinju yang dulunya menjanjikan itu.

Fuente