Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan pada hari Rabu menyoroti dampak perubahan iklim di dunia dan mengatakan bahwa hal itu dapat diatasi melalui “tindakan kolektif”. Pernyataannya muncul setelah tanah longsor besar di Wayanad yang menewaskan lebih dari 225 orang dan lebih dari 130 orang hilang.
Vijayan, dalam sebuah pernyataan yang dirilis sehari sebelum Hari Kemerdekaan ke-78, juga menyoroti perlunya menjaga persatuan dalam keberagaman menjelang Hari Kemerdekaan ke-78.
Berbicara mengenai akibat tanah longsor besar di Wayanad, ia mencatat bahwa Kerala tidak dalam situasi yang memungkinkan untuk merayakannya dengan gembira.
“Bencana Wayanad adalah contoh nyata dari pemanasan global dan perubahan iklim. Dampaknya saat ini sangat besar. Ketika negara kita merdeka 77 tahun lalu, dunia tidak begitu menyadari krisis seperti itu. Oleh karena itu, isu-isu seperti itu tidak menjadi perhatian para perancang konstitusi kita. Namun, menjelang akhir abad ke-20, melalui amandemen dan undang-undang konstitusi, perlindungan lingkungan menjadi tanggung jawab kita,” katanya.
Ia mencatat bahwa perubahan iklim itu nyata dan dapat dibalikkan jika orang bersatu dan mengambil langkah.
“Kita perlu memperluas visi kita menuju kebebasan dari pemanasan global dan perubahan iklim. Kita harus dapat menandai dimulainya hal itu pada Hari Kemerdekaan ke-78 ini,” kata Vijayan.
Mengacu pada kerusuhan di Bangladesh, ia mengatakan kita harus belajar dari situasi terkini “tetangga kita yang mencoba menyusut menjadi homogen dengan menekan keberagaman.”
“India adalah negara dengan keberagaman yang luar biasa. Keberadaan negara kita bertumpu pada konsep persatuan dalam keberagaman. Namun, saat ini ada upaya untuk memecahnya dari beberapa sudut,” kata Vijayan.
“Pada titik ini, kita perlu belajar dari situasi terkini negara-negara tetangga kita, yang telah mencoba menyusut menjadi homogen dengan menekan keberagaman. Setiap orang India seharusnya dapat makan makanan apa pun yang disukainya, mengenakan pakaian apa pun yang disukainya, mengikuti agama apa pun yang disukainya, tanpa rasa takut di negara ini. Memastikan hal itu adalah penghormatan terbesar yang dapat kita berikan kepada para patriot pemberani kita,” katanya.
Krisis politik bermula di Bangladesh setelah protes besar-besaran menyebabkan Sheikh Hasina mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan melarikan diri ke India. Setelah kepergiannya, peraih Nobel Muhammad Yunus diangkat menjadi penasihat utama pemerintahan sementara di Bangladesh.
Vijayan juga mengatakan bahwa budaya invasi yang membusuk tidak hanya merayap masuk melalui batas-batas negara.
“Invasi dapat dilawan di semua level ketika seseorang menyadari bahwa ada sesuatu yang unik untuk dibanggakan sebagai milik sendiri dan membangkitkan rasa bangga untuk tidak kehilangannya. Biarkan kenangan perjuangan kemerdekaan kita mampu membangkitkannya,” katanya.