Seoul, Korea Selatan –

Pejabat Korea Selatan pada hari Kamis mengatakan pemberian telepon pintar Samsung kepada atlet Korea Utara di Olimpiade Paris akan melanggar sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap negara tersebut terkait program nuklir dan misilnya.

Raksasa teknologi Korea Selatan ini merupakan mitra utama Olimpiade, dan ponsel pintar Galaxy Z Flip 6 terbarunya diberikan kepada semua atlet yang berkompetisi di Olimpiade.

Komite Olimpiade Internasional mengonfirmasi bahwa ponsel-ponsel itu dikirim ke desa Olimpiade, lalu kemudian mengatakan bahwa atlet Korea Utara tidak menerimanya. Tidak jelas ke mana ponsel-ponsel itu mungkin pergi.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan telepon pintar termasuk barang yang dilarang berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan 2397 yang disahkan pada tahun 2017, yang melarang pasokan, penjualan atau transfer “semua mesin industri” ke Korea Utara.

Resolusi tersebut tidak membedakan antara pemerintah Korea Utara dan rakyatnya, dan pejabat Korea Selatan menegaskan bahwa telepon pintar akan dilarang dengan cara apa pun memasuki negara tersebut.

Lee Jaewoong, juru bicara kementerian, mengatakan “sangat penting untuk mencegah barang-barang terlarang masuk ke Korea Utara.”

Ia mengatakan pemerintah Seoul tengah melakukan “upaya diplomatik yang diperlukan” untuk memastikan sanksi ditegakkan, namun menolak memberikan rinciannya.

Masalah ini juga muncul selama Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan, di mana warga Korea Utara menolak menerima perangkat Samsung yang ditawarkan panitia penyelenggara dengan syarat mereka mengembalikannya sebelum pulang, menurut pejabat Korea Selatan.

Korea Utara mengirim 16 atlet ke Olimpiade Paris untuk bertanding dalam tujuh cabang olahraga, termasuk gulat, renang, tenis meja, dan tinju.

Korea Utara tidak berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo pada tahun 2021 karena negara tersebut memberlakukan karantina wilayah selama pandemi virus corona. IOC kemudian melarang negara tersebut berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing sebagai hukuman karena menolak mengirimkan tim ke Tokyo.

Fuente