Senin, 26 Agustus 2024 – 12:10 WIB

Jakarta, VIVA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terus berkomitmen untuk mendorong praktik ekonomi sirkular di Indonesia. Aksi ini merupakan bagian dari besaran program Zero Waste to Landfill.

Baca Juga:

Klaster Kampung Klepon Binaan BRI di Sidoarjo, Warisan Jajan Nusantara Bangkitkan Ekonomi Desa

Bank BRI mengajak masyarakat berperan aktif untuk mengurangi volume sampah melalui Gerakan BRI Peduli Yok Kita GAS (Gerakan Anti Sampah). Bentuk implementasi yang dilakukan adalah dengan membangun bank sampah atau TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu).

Tak sendirian, perusahaan terbaik perbankan melakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder. Mulai dari pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan berbagai pihak terkait.

Baca Juga:

Usaha Klaster Jeruk Ini Makin Berkembang Berkat Pemberdayaan BRI

Melalui gerakan BRI Peduli Yok Kita GAS, perseroan berupaya memperluas jaringan bank sampah sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Baca Juga:

Milestone Sejarah Inklusi Keuangan di Indonesia, Jumlah AgenBRILink Tembus 1 Juta

TPST atau bank sampan nantinya akan ditempatkan di wilayah sekitar wilayah operasional BRI. Tujuannya guna membangun kebiasaan di kalangan masyarakat agar dapat mengelola sampah secara mandiri.

Sejak digulirkan pada tahun 2021, program BRI Peduli ‘Yok Kita Gas’ telah dilaksanakan di puluhan lokasi di seluruh Indonesia. Meliputi pasar tradisional dan lingkungan masyarakat secara umum.

Masyarakat akan dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam pemilahan sampah, pelatihan tata kelola dan penguatan kelembagaan, pelatihan literasi keuangan, dan pelatihan manajemen bisnis bank sampah.

BRI juga telah mengadopsi pendekatan yang inovatif dalam pengelolaan sampah dengan menyediakan fasilitas modern seperti mesin pencacah sampah organik dan bak maggot komunal. Melalui inovasi ini, masyarakat dapat mengolah sampah organik menjadi produk yang bernilai seperti pupuk kompos atau pakan ternak.

Inovasi tersebut membuahkan hasil. Pada tahun 2023, program Yok Kita GAS di pasar tradisional telah terkumpul 6 ton sampah organik dan 8 ton sampah anorganik dengan jumlah maggot terjual sebanyak 72 kg.

Program ini berhasil mengubah paradigma masyarakat tentang sampah menjadi aset bernilai ekonomis dengan meningkatnya jumlah nasabah bank sampah menjadi 260 anggota. Lebih lanjut, seluruh proses pengelolaan sampah berhasil mereduksi emisi CO2 sebanyak 59 ton dan CH4 sebanyak 23 ton.

Direktur Kepatuhan BRI A. Lutfiyanto mengungkapkan inisiatif Zero Waste to Landfill merupakan langkah awal dalam menjawab tantangan global terkait krisis sampah yang semakin mendesak.

“Kami menyadari bahwa pengelolaan sampah yang baik adalah tanggung jawab kita bersama. Sebagai perusahaan BUMN, BRI berkomitmen untuk menjadi contoh dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular. Melalui program pengelolaan sampah terpadu ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung target pemerintah untuk mencapai Indonesia Net Zero Emission 2050,” ujarnya.

Solichin menambahkan keberhasilan awal program BRI Peduli Yok Kita GAS menjadi motivasi bagi BRI untuk terus mengembangkan dan memperluas program positif ini.

“Dengan pengelolaan sampah yang berkelanjutan, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir, mengurangi emisi gas rumah kaca, serta menciptakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan,” pungkas Solichin.

Halaman Selanjutnya

Masyarakat akan dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam pemilahan sampah, pelatihan tata kelola dan penguatan kelembagaan, pelatihan literasi keuangan, dan pelatihan manajemen bisnis bank sampah.

Halaman Selanjutnya



Fuente