Serangkaian konser Taylor Swift di Wina dibatalkan awal minggu ini setelah penegak hukum mengumumkan penangkapan dua pria yang tampaknya telah merencanakan serangan teroris yang ditujukan pada acara-acara penyanyi itu.

Swift dijadwalkan tampil di Stadion Ernst Happel kota itu mulai Kamis hingga Sabtu sebagai bagian dari Tur Eras-nya, Associated Press melaporkan. laporanPada hari Rabu, Barracuda Music, penyelenggara acara di balik konser Swift, mengatakan melalui Instagram bahwa Pihak penyelenggara “tidak punya pilihan selain membatalkan tiga pertunjukan yang dijadwalkan demi keselamatan semua orang,” seraya menambahkan bahwa mereka telah menerima “konfirmasi dari pejabat pemerintah tentang rencana serangan teroris” di stadion tersebut. Pengembalian uang tiket akan dilakukan secara otomatis, kata perusahaan tersebut.

AP melaporkan bahwa dua “tersangka ekstremis” telah ditangkap karena terlibat dalam rencana tersebut, tetapi mereka belum diidentifikasi secara publik. Salah satu tersangka digambarkan sebagai warga negara Austria berusia 19 tahun yang “diyakini telah menjadi radikal di internet,” dan yang baru-baru ini berjanji setia kepada ISIS, tulis media tersebut.

Menurut laporan, calon anggota ISIS berusia 19 tahun itu mungkin berencana menggunakan “bahan kimia” untuk menimbulkan kekacauan. NBC mencatat bahwa regu penjinak bom saat ini “bekerja untuk menentukan apakah zat-zat tersebut dapat digunakan untuk membuat bom.” Ditambahkan pula bahwa pihak berwenang mengatakan bahwa remaja berusia 19 tahun tersebut telah “membeli bahan kimia tetapi tidak semua komponen yang dibutuhkan untuk merakit bom dan kemungkinan besar ia tidak akan mampu melakukannya sebelum kejadian akhir pekan ini.”

Entah bagaimana, Swift telah terlibat dalam intrik kekacauan politik dan ekstremisme di seluruh dunia. Awal tahun ini, kaum sayap kanan di AS secara luas menyebarkan teori bahwa Swift adalah seorang PSYOP pemerintah—sebuah rencana yang dipimpin Pentagon untuk membuat Joe Biden terpilih kembali sebagai Presiden. Kemudian, minggu lalu, sebuah penusukan terjadi di kelas dansa bertema Taylor Swift di Inggris yang menewaskan tiga gadis kecil. Rumor palsu tentang pelakunya yang merupakan pencari suaka Muslim tersebar luas di media sosial (terutama X milik Elon Musk), yang memicu kerusuhan nasional. Beberapa hari yang lalu, kekasih Swift, pemain Kansas City Chiefs Travis Kelce, diancam oleh orang gila. Kini, acara Swift sendiri menjadi sasaran. Ini bukan pertama kalinya selebriti mengilhami kegilaan tak terkendali semacam ini, meskipun sudah lama sejak kegilaan semacam ini terjadi.



Fuente