Pegulat dikatakan sebagai salah satu tokoh paling dominan dalam olahraga tersebut.

Yui Susaki adalah salah satu nama paling menonjol dalam olahraga gulat. Menjelang Olimpiade Paris 2024, ia tidak pernah kalah dalam pertandingan internasional sepanjang kariernya, dengan rekor 82-0. Ia adalah unggulan teratas dan favorit kuat untuk memenangkan medali emas di ajang empat tahunan tersebut setelah memenangkannya di Olimpiade Tokyo juga.

Namun, ia mengalami kejutan terbesar dalam kariernya ketika Vinesh Phogat dari India, yang tahu bagaimana berdiri teguh dalam menghadapi kesulitan, mengalahkannya dalam pertandingan pembuka nomor gaya bebas putri 50 kg. Keterkejutan di wajah Yui Susaki terlihat jelas, begitulah dominasinya dalam kategori ini.

Meski Vinesh Phogat tidak dapat kembali dengan medali apa pun meski mencapai final, karena gagal memenuhi persyaratan saat penimbangan dan kelebihan berat badannya hanya 100 gram, kemenangannya atas Yui Susaki merupakan salah satu momen paling berkesan di Olimpiade Paris 2024.

Tidak ada yang menyangka pegulat Jepang itu kalah dalam pertarungan. Melihat kembali awal kariernya dalam olahraga ini dan dominasinya yang tak terhentikan membuktikan alasannya:

Hari-hari awal dalam olahraga

Yui Susaki lahir pada tanggal 30 Juni 1999 di Matsudo, Jepang. Ketertarikannya pada gulat muncul sejak dini setelah menonton video olahraga tersebut bersama ayahnya. Ia mulai berkompetisi dalam pertandingan gulat sejak kelas dua sekolah dasar. Namun, ia mulai berprestasi ketika Shoko Yoshimura, juara dunia lima kali, menjadi pelatihnya saat ia berusia 13 tahun.

Di sekolah menengah pertama, ia bergabung dengan JOC Elite Academy, yang diselenggarakan oleh Komite Olimpiade Jepang dan kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Waseda. Di sana, Susaki berlatih dengan atlet pria yang mengembangkan keterampilan fisik dan teknisnya lebih jauh. Keberhasilan awalnya dalam olahraga ini diraihnya dengan memenangkan tiga kejuaraan dunia kadet berturut-turut dari tahun 2014 hingga 2016 setelah memulai debutnya pada tahun 2010.

Sukses internasional dalam gulat

Yui Susaki memenangkan medali emas pada debutnya di Kejuaraan Dunia 2017 dan mempertahankan gelarnya di Kejuaraan Dunia 2018 dalam kategori 50 kg. Ia juga memenangkan medali emas di Kejuaraan Dunia Junior edisi 2018 dan 2019, yang mengukuhkan otoritasnya dalam olahraga ini di tingkat internasional.

Yui Susaki hanya kalah tiga kali dari Yuki Irie pada tahun 2015, 2017, dan 2019. Dia tidak dapat mempertahankan medali emasnya di Kejuaraan Dunia 2019 setelah kalah dari Irie dalam uji coba nasional dan tetap tidak terkalahkan sejak 2020 hingga Olimpiade Paris 2024.

Pada tahun 2021, Yui Susaki mengikuti Olimpiade Tokyo tanpa unggulan tetapi berhasil mengamankan medali emas tanpa kebobolan satu poin pun. Ia melanjutkan rentetan medali emasnya di Kejuaraan Dunia dengan memenangkan edisi 2022 dan 2023. Atlet berusia 25 tahun itu memenangkan medali emas keduanya di Kejuaraan Asia 2024, sedangkan medali pertama diraihnya pada tahun 2017 yang berlangsung di New Delhi, India.

Artikel Olahraga India yang sedang tren

Legenda hidup

Yui Susaki akan memenangkan banyak medali emas di ajang mendatang, mengingat kualitas dan bakatnya. Ia telah menciptakan sejarah setelah menjadi pegulat pertama dalam sejarah yang meraih “grand slam” dalam olahraga tersebut. Gelar tersebut berarti menjadi Juara Dunia di tingkat U15, U17, U20, U23, senior, dan Olimpiade.

Pembicaraan tentang menjadi pegulat pound-to-pound terhebat sepanjang masa bukanlah hal yang tidak berdasar. Yui Susaki telah membuktikan berkali-kali mengapa ia layak mendapatkan semua pengakuan itu. Kekalahannya terhadap Vinesh Phogat hanyalah sebuah rintangan kecil, sebuah kejadian langka yang memang langka.

Untuk informasi lebih lanjut, ikuti Khel Now di IndonesiaBahasa Indonesia: TwitterDan Instagram; unduh Khel Sekarang Aplikasi Android atau Aplikasi iOS dan bergabunglah dengan komunitas kami di ada apa & Telegram





Source link