Sabtu, 31 Agustus 2024 – 12:48 WIB

Jakarta, VIVA – Iqbal Ramadhan baru-baru ini menjadi ‘buah bibir’ usai ditangkap aparat kepolisian dan menjadi korban penganiayaan saat demonstrasi di DPR/MPR RI tolak Revisi UU Pilkada 2024, Kamis 22 Agustus 2024.

Baca Juga:

Ditangkap dan Disiksa Polisi saat Demo, Anak Jenderal Bintang 3 Ini Ogah Jual Nama Bapak

Belakangan Iqbal Ramadhan merupakan anak dari seorang Jenderal TNI berpangkat bintang tiga di era Orde Baru dan mantan Menteri Sekretaris Negara selama dua periode, yakni Moerdiono.

Namun pada saat Iqbal Ramadhan bersama mahasiswa lainnya ditangkap dan dianiaya, ia sama sekali tidak tidak membawa nama ayahnya, Moerdiono. Iqbal baru mengakui bahwa ia anak seorang Jenderal TNI era Soeharto  pada saat diundang dalam salah satu acara di stasiun televisi

Baca Juga:

Debat Panas BJ Habibie dan Prabowo usai Dicopot dari Pangkostrad: Presiden Apa Anda? Naif!

“Tidak sedikitpun terpikirkan untuk memanfaatkan nama besar ayah saya agar diberikan pengampunan oleh aparat yang sedang menyiksa saya,” sambung anak Jenderal Bintang 3 itu,” ujar iqbal.

Bahasa Indonesia:

Iqbal Ramadhan dan ibunya, Machica Mochtar

Foto :

  • Instagram/Machica Mochtar

Baca Juga:

Perang Bintang di Pilkada Jateng, Intip Profil Eks Jenderal Andika Perkasa vs Komjen Ahmad Luthfi

“Tidak sedikitpun terpikirkan untuk memanfaatkan nama besar ayah saya agar diberikan pengampunan oleh aparat yang sedang menyiksa saya,” sambung anak Jenderal TNI berpangkat bintang 3 itu.

Profil dan Rekam Jejak Jenderal TNI (Purn) Moerdiono

Dilansir dari situs resmi Sekretariat Negara, Pria kelahiran Banyuwangi, 19 Agustus 1934 itu menempuh  pendidikan di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Malang pada 1957.

Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Lembaga Administrasi Negara pada 1967.

Moerdiono memulai kariernya di bidang pemerintahan dengan menjadi staf Sekretaris Negara pada 1966, ia juga pernah dipercaya menjabat sebagai asisten Menteri Sekretaris Negara Urusan Khusus pada 1972.

Kariernya pun terus moncer hingga ia mengisi jabatan sebagai Sekretaris Kabinet pada 1981 sampai dengan 1983.

Masih di Pemerintahan, Moerdiono kemudian bergabung dalam Kabinet Pembangunan IV sebagai Menteri Muda Sekretaris Kabinet pada 1983.

Puncak karier di Pemerintahan berhasil diraihnya ketika ia diangkat menjadi Menteri Negara atau Sekretaris Negara dalam Kabinet Pembangunan V periode 1988-1993.

Moerdiono kemudian terpilih kembali sebagai Menteri Negara/Sekretaris Negara dalam Kabinet Pembangunan VI periode 1993-1998.

Sementara itu dalam karier militernya, usai berlatih di Sekolah Calon Perwira (Secapa) di Yogyakarta pada 1959, Moerdiono mengemban tugas sebagai Mayor jenderal.

Moerdiono menjadi orang kepercayaan Soeharto bahkan ia disebut sebagai “RI Satu Setengah” di mana RI Satu untuk Presiden Soeharto, dan RI dua untuk wakil presiden BJ Habibie, Moerdiono berada di tengah-tengahnya.

Karier Moerdiono semakin cemerlang berkat kegagalan S30S dan semakin kuatnya TNI Angkatan Darat, pada 1966, saat itu ia berperan untuk membuat Surat Keputusan (SK) Partai Komunis Indonesia (PKI) berdasarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Sedangkan kehidupan pribadi Moerdiono, ia menikah dengan Maryati, Sundari Sukoco, Poppy Dharsono, dan menikah siri dengan Machica Mochtar yang merupakan ibu dari Iqbal Ramadhan.

Halaman Selanjutnya

Dilansir dari situs resmi Sekretariat Negara, Pria kelahiran Banyuwangi, 19 Agustus 1934 itu menempuh  pendidikan di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Malang pada 1957.

Halaman Selanjutnya



Fuente