Vinicius mengatakan pemain Real Madrid akan mogok bermain jika menghadapi rasisme

Pemain asal Brasil itu menjadi korban pelecehan rasial musim lalu

Bintang Real Madrid, Vinicius Jr, telah membuat pernyataan tegas dengan menyatakan bahwa ia dan rekan-rekannya akan meninggalkan lapangan jika mereka menghadapi pelecehan rasis lagi musim ini. Pemain depan asal Brasil, yang telah menjadi sasaran serangan rasis berulang kali, mengungkapkan rasa frustrasinya yang semakin besar dan komitmennya untuk mengambil tindakan.

Awal tahun ini, Vinicius Jr menangis dalam sebuah konferensi pers saat membahas pelecehan yang dialaminya, dan menyatakan bahwa hal itu membuatnya “semakin tidak bersemangat” bermain sepak bola. Kini, pemain berusia 24 tahun itu mengatakan bahwa jika rasisme muncul lagi, para pemain Real Madrid tidak akan ragu untuk meninggalkan lapangan.

“Kami memang harus meninggalkan lapangan agar keadaan dapat berubah secepat mungkin,” kata Vinicius Jr kepada CNN. Komentarnya muncul setelah tiga penggemar Valencia dijatuhi hukuman delapan bulan penjara karena melakukan pelecehan rasial terhadapnya selama pertandingan pada 21 Mei 2023. Para pelanggar dinyatakan bersalah atas “kejahatan terhadap integritas moral” dengan keadaan yang memberatkan berupa rasisme.

Vinicius Jr yakin bahwa menghentikan pertandingan mungkin merupakan cara paling efektif untuk memerangi rasisme dalam sepak bola. “Di klub, kami lebih sering membicarakannya,” katanya. “Bukan hanya saya, tetapi semua pemain setuju bahwa jika itu terjadi lagi, semua orang harus meninggalkan lapangan. Mereka yang menghina kami harus menghadapi hukuman yang jauh lebih berat.”

Ia juga mencatat bahwa meskipun rasisme belum hilang, ada perubahan yang nyata di Spanyol. “Mungkin beberapa penggemar masih bersikap rasis, tetapi sekarang mereka takut menunjukkannya, terutama di tempat-tempat yang penuh dengan kamera,” jelas Vinicius Jr. “Kami mengurangi rasisme, sedikit demi sedikit. Kami mungkin tidak dapat menghilangkannya sepenuhnya, tetapi saya senang melihat bahwa kami mengubah pola pikir di Spanyol.”

Fuente