Sudah lebih dari sebulan sejak protes yang menuntut keadilan bagi dokter magang yang diperkosa dan dibunuh di Rumah Sakit RG Kar di Kolkata membuat kota itu gelisah. Insiden yang terjadi pada tanggal 9 Agustus itu telah memicu gerakan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pemerintah, dengan warga biasa bergabung dengan para dokter dalam menuntut keadilan.

Gerakan ini memperoleh momentum baru setelah para dokter muda berbaris menuju Swasthya Bhawan, kantor pusat departemen kesehatan negara bagian, awal minggu ini, dan telah melakukan aksi duduk selama tiga hari terakhir. Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri komisaris Kepolisian Kolkata dan pejabat kesehatan senior.

Aksi protes yang dipimpin oleh sekelompok dokter yang gigih ini telah mengumpulkan solidaritas dari para aktor, ibu rumah tangga, kelas menengah, serta pasien yang datang untuk berobat di Rumah Sakit RG Kar. Mereka telah memastikan bahwa momentum ini tidak memudar.

AKTOR MENJADI PEMOTRES

Di antara para pengunjuk rasa adalah aktor Kinjal Nanda, yang dikenal lewat film-film seperti ‘Byomkesh Hatyamancha’, ‘Karnasubarner Guptodhon’, dan ‘The Bengal Scam’. Kinjal, yang juga seorang dokter, adalah salah satu tokoh terkemuka dalam protes pemerkosaan-pembunuhan RG Kar. Ia hanya punya satu tujuan: memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya.

Di dekat Swasthya Bhavan, zona makan khusus yang dilengkapi dengan meja lipat dan peralatan makan sekali pakai telah disiapkan. Toilet bio dibersihkan secara berkala. Generator diesel telah digunakan untuk menyalakan lampu LED, kipas angin, dan unit pengisian daya ponsel.

Relawan di lokasi protes

Makanan yang disiapkan di kampus Salt Lake Universitas Jadavpur dikirim ke lokasi untuk makan siang dan makan malam. Makanan diangkut dengan truk mini, yang menunjukkan dukungan kuat masyarakat terhadap protes tersebut.

Selama tiga hari terakhir, warga setempat telah membawa makanan, air, dan oralit untuk para dokter muda yang telah melakukan aksi duduk di jalan selama tiga hari terakhir.

Pada Kamis malam, sekelompok wanita berusia empat puluhan membawa telur rebus dan jus buah untuk para dokter. Sebagian juga membawa makanan rumahan dan memberikannya kepada para relawan.

Di antara mereka adalah Madhabi Saha dan tiga tetangganya, yang datang ke lokasi protes dari Birati, North 24 Parganas. “Saya merasa ini adalah perjuangan kami. Jadi kami menyiapkan 200 telur rebus dan membawa oralit, jus buah untuk para dokter. Mereka seperti anak-anak kami. Mereka harus memenangkan perjuangan. Kami memberikan dukungan penuh kepada mereka. Saya tidak pernah melakukan hal seperti ini dalam hidup saya,” kata Madhabi.

Ibu rumah tangga lainnya, Reshmi Das, yang tinggal di Saltlake, membawa sekantong permen untuk para pengunjuk rasa.

“Saya tinggal di dekat sini. Ini sedikit yang bisa saya lakukan. Kepala Menteri kami, Mamata Banerjee, telah meminta kami untuk kembali ke perayaan Durga Puja. Ini adalah festival kami, kami semua berjuang demi keadilan. Saya membagikan permen di sini untuk menandai festival ini,” katanya.

WARGA ‘HANTU’ KIRIM MAKANAN DAN PERLENGKAPAN KE DOKTER

Ada juga warga anonim yang mengirim makanan dan botol air kepada para pengunjuk rasa melalui aplikasi pengiriman.

Subhayan Josh, seorang dokter muda di Calcutta National Medical College and Hospital, mengatakan, “Sebagian besar bantuan datang melalui aplikasi pengiriman makanan seperti Swiggy, Zomato, Blikit. Dalam sebagian besar kasus, kami tidak tahu siapa yang mengirimnya. Mitra pengiriman datang kepada kami dan mengatakan bahwa pengirim meminta mereka untuk menyerahkan paket tersebut kepada dokter di dekat Swastha Bhavan”.

Jotish, yang bekerja dengan Swiggy, mengatakan bahwa ini adalah ketiga kalinya dalam tiga hari dia datang ke lokasi protes untuk mengantarkan makanan. “Semua pengirim ini meminta saya untuk menyerahkannya kepada dokter muda mana pun di lokasi protes,” katanya.

Kasus pemerkosaan RG Kar
Warga anonim mengirimkan makanan dan botol air kepada para pengunjuk rasa

Ada pula kasus pasien yang datang berobat ke Rumah Sakit RG Kar yang berubah menjadi pengunjuk rasa. Di antara para pengunjuk rasa tersebut adalah Ramisha Ahamed yang berusia 13 tahun, yang mengalami cedera parah setelah mengalami kecelakaan beberapa bulan lalu. Ayahnya, Maniruddin Ahamed, membawanya ke Rumah Sakit Medis RG Kar, dan ia diperbolehkan pulang dalam waktu dua hari.

Namun, mereka belum kembali ke tempat asal mereka di Kharda, sekitar 16 km dari Kolkata, dan datang ke lokasi protes setiap hari untuk menyampaikan solidaritas kepada mereka yang merawatnya.

“Saya ingin memberikan masa depan yang lebih baik dan aman bagi putri saya. Saya rasa semua orang harus mendukung tujuan ini,” kata Maniruddin.

Hari Kamis adalah hari ulang tahun Milon Bose. Namun, Bose datang jauh-jauh dari Garia untuk merayakan ulang tahunnya bersama para dokter yang berunjuk rasa memperjuangkan keadilan.

Diterbitkan Oleh:

Abhishek De

Diterbitkan pada:

13 September 2024



Source link