Ilmuwan NASA telah berhasil mereplikasi bentuk seperti laba-laba yang ditemukan di permukaan Mars di laboratorium untuk pertama kalinya.

Fenomena planet yang dikenal sebagai “laba-laba” — secara ilmiah disebut sebagai “medan araneiform” — hanya ada di Mars dan tercipta oleh proses yang melibatkan es karbon dioksida.

Temuan para peneliti, dipublikasikan di The Planetary Science Journalmengungkap eksperimen untuk menciptakan kembali formasi “laba-laba” dalam simulasi suhu dan tekanan udara Mars.

Apa itu ‘laba-laba’ Mars?

Laba-laba Mars merupakan bentuk lahan yang ditemukan terutama di wilayah kutub selatan planet tersebut. Bentuk lahan tersebut terdiri dari bintik-bintik bercabang dan melingkar di permukaan menyerupai kaki laba-laba yang dapat membentang lebih dari satu kilometer.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengatakan ketika lapisan es karbon dioksida di planet ini mulai menyublim — beralih langsung dari padat menjadi gas — tekanan terbentuk di bawah permukaan dan meledak untuk menciptakan pola radial ini.

Proses ini, yang digambarkan sebagai model Kieffer, unik di Mars karena atmosfer planet itu tipis dan suhunya dingin.

Menciptakan kembali ‘laba-laba’ Mars

Untuk lebih memahami bagaimana laba-laba ini terbentuk, para ilmuwan NASA melakukan eksperimen laboratorium dengan mensimulasikan kondisi yang ditemukan di Mars.

Dalam percobaan mereka, para peneliti menggunakan ruang khusus seukuran tong anggur untuk meniru lingkungan Mars yang bertekanan rendah dan dingin. Simulasi tanah Mars didinginkan dalam wadah yang direndam dalam nitrogen cair.

Berikut penampakan bagian dalam DUSTIE milik JPL, sebuah ruangan seukuran tong anggur yang digunakan untuk mensimulasikan suhu dan tekanan udara di planet lain – dalam hal ini, es karbon dioksida yang ditemukan di kutub selatan Mars. Eksperimen yang dilakukan di ruangan tersebut mengonfirmasi bagaimana formasi Mars yang dikenal sebagai “laba-laba” terbentuk. (NASA/JPL-Caltech)

Gas CO2 dimasukkan, dan es terbentuk selama tiga hingga lima jam. Penelitian tersebut mengatakan butuh banyak percobaan sebelum para peneliti menemukan kondisi yang tepat agar es menjadi tebal dan tembus cahaya.

Pemanas digunakan untuk menghangatkan simulan, menyebabkan es retak dan melepaskan gumpalan gas yang mirip dengan yang terlihat di Mars.

Gumpalan gelap tersebut menciptakan lubang di tanah dan menyemburkan debu hingga 10 menit.

Para ilmuwan mengatakan bahwa sangat mengejutkan bahwa es terbentuk di antara butiran tanah, sehingga tanah retak. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa laba-laba memiliki penampilan yang lebih “retak”.

“Eksperimen ini akan membantu menyempurnakan model kami untuk mengetahui bagaimana model tersebut terbentuk,” kata peneliti utama Lauren Mc Keown dalam sebuah pernyataan. rilis berita di situs web NASA.

Mc Keown dikatakan telah bekerja membuat bulu itu selama lima tahun.

Apa selanjutnya?

Menurut penelitian, langkah selanjutnya adalah mencoba eksperimen yang sama dengan simulasi sinar matahari dari atas, bukan pemanas dari bawah.

Hal ini dapat mengungkap kondisi di mana gumpalan dan lontaran tanah dapat terjadi.

Fitur berbentuk laba-laba yang disebut medan araneiform ditemukan di belahan selatan Mars, yang diukir ke dalam lanskap oleh gas karbon dioksida. Gambar tahun 2009 oleh Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA ini menunjukkan beberapa formasi khas ini dalam area selebar tiga perempat mil (1,2 kilometer). (NASA/JPL-Caltech/Unversity of Arizona)

Para ilmuwan mengakui bahwa beberapa pertanyaan masih belum terjawab, termasuk mengapa laba-laba terbentuk di beberapa tempat di Mars dan tidak di tempat lain dan tidak bertambah besar atau jumlahnya.

Penelitian ini juga mengakui bahwa bentuk seperti laba-laba ini mungkin telah ada sejak lama dan tercipta ketika iklim di Mars berbeda.

Fuente