Warga Abuja ketakutan akibat gempa bumi

Warga di komunitas Mpape, Wilayah Ibu Kota Federal (FCT) merasakan getaran bumi, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya gempa bumi.

Komunitas Mpape, daerah pinggiran Abuja di Dewan Wilayah Bwari di FCT, terletak kurang dari 10 menit dari distrik elit Abuja di Maitama. Daerah ini padat penduduk dengan banyak warga berpenghasilan rendah serta kelas menengah di antara penduduknya.

Warga yang ditemui Daily Trust saat berkunjung pada hari Senin mengungkapkan, pengalaman gempa bumi disertai suara gemuruh itu pertama kali dirasakan pada hari Sabtu dan berlanjut hingga hari Minggu dan kemarin, Senin.

Situasi ini terlihat jelas di sekitar area seperti PW Neighbourhood, dan barak Mopol 24, dua area yang diapit oleh jalan tunggal yang sepi menuju ke komunitas tersebut. Kondisi ini juga terdengar di sekitar simpang Katampe, area yang terhubung dengan Jalan Tol Murtala Muhammad.

Seorang warga, Obinna Ngozi mengatakan, gedung-gedung berguncang setiap kali terjadi pergerakan sehingga menimbulkan ketakutan di benak warga.

Warga tersebut mengatakan, dirinya menyadari adanya pergerakan sebanyak 10 kali pada hari Sabtu saja sejak pergerakan dimulai sekitar pukul 4 sore, dan menambahkan bahwa situasi semakin memburuk keesokan harinya, Minggu.

Warga lainnya yang mengaku bernama Muhammad Ibrahim mengatakan, sebelumnya ia mengira suara ledakan itu adalah ledakan bom. Menurutnya, suara ledakan itu berbeda dengan suara ledakan di area pertambangan yang selama ini menjadi asal muasal nama daerah itu.

Seorang tukang ledeng tambang, Nasiru Ahmad yang sudah bertahun-tahun menggeluti profesi di masyarakat, mengatakan, orang sulit mengetahui dari mana datangnya suara, tidak seperti suara peledakan batu yang mudah dikenali.

Ia, bagaimanapun, menggambarkan insiden serupa yang terjadi sekitar tiga tahun lalu di daerah itu sebagai insiden yang lebih dahsyat, yang menurutnya terasa hingga distrik-distrik terpencil di Gishiri, Jahi, Maitama, dan juga AYA, di Distrik Asokoro, di FCT.

Seorang kepala suku di komunitas tersebut, Peter David, mengatakan insiden terakhir terjadi di daerah Arab Road di komunitas tersebut sekitar tiga tahun lalu. “Setelah insiden tersebut, pejabat Badan Manajemen Darurat Nasional (NEMA) telah memberikan sanksi kepada semua aktivitas penambangan di komunitas tersebut.

“Namun, kepatuhan tersebut hanya bertahan sekitar tiga bulan, sebelum operator kembali ke lokasi yang diketahui, dan melanjutkan aktivitas penambangan mereka.”

Fuente