Gambar MF3d/Getty

IBM telah meluncurkan rencana untuk mendirikan infrastruktur teknologi “full-stack” di sebuah universitas Singapura untuk mendukung upaya penelitian dan pengembangan dalam kecerdasan buatan (AI).

Berlokasi di Universitas Nasional Singapura (NUS), fasilitas baru ini akan dilengkapi dengan akselerator AIU (Unit AI) IBM dan model AI sumber terbuka, termasuk model bahasa besar (LLM) Granite milik vendor teknologi, platform data dan AI Watsonx, dan cloud hibrid milik Red Hat.

Juga: Para pemimpin TI khawatir tergesa-gesanya penerapan Gen AI dapat berdampak pada infrastruktur teknologi

Menurut IBM, pusat tersebut akan berupaya mendukung lembaga akademis dan penelitian serta bisnis lokal dalam upaya pengembangan AI mereka. Raksasa teknologi tersebut menggembar-gemborkan pusat tersebut sebagai “infrastruktur AI tumpukan penuh pertama” yang akan dibangun di kampus universitas di Asia-Pasifik.

NUS dan IBM juga akan bersama-sama mengembangkan produk dan metodologi yang bertujuan untuk membangun kepercayaan pada AI. Bidang penelitian mereka akan difokuskan pada AI hijau, AI aman, dan pengembangan AI yang berpusat pada domain, kata Tan Kian Lee, dekan Sekolah Komputasi NUS.

Juga: Latih model AI dengan data Anda sendiri untuk mengurangi risiko

Upaya tersebut akan difokuskan pada perancangan dan penerapan sistem AI yang dapat diskalakan yang mengonsumsi lebih sedikit energi dan komputasi serta model AI dengan persyaratan data yang lebih rendah, kata Tan, selama jumpa pers. Ia mengatakan tujuannya adalah untuk mencapai tujuan tersebut sambil mempertahankan atau meningkatkan kinerja secara keseluruhan.

Tan mengatakan satu area penelitian potensial adalah menggunakan model AI yang lebih kecil, yang memerlukan lebih sedikit sumber daya komputasi dan dapat ditempatkan pada perangkat edge. Pusat penelitian tersebut juga dapat mengeksplorasi bagaimana perangkat lunak dan perangkat keras dapat diselaraskan dengan lebih baik untuk kinerja dan kecerdasan yang optimal.

Ketika ditanya, Tan mengatakan tidak ada proyek yang saat ini difokuskan pada pembuatan alat untuk mendeteksi atau memerangi deepfake.

Sebaliknya, ia menunjuk pada upaya lain untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan AI, untuk memastikan data pelatihan terverifikasi dan faktual, serta untuk mencegah kebocoran data. Ia mengatakan penelitian di sini dapat mencakup “machine unlearning”, yang melihat teknik untuk menghapus atau menghilangkan data sensitif atau tidak aman dari model AI, tanpa perlu melatih ulang model ini dari awal.

Juga: 5 cara CIO dapat mengelola permintaan bisnis untuk AI generatif

Pada bulan Mei, IBM menandatangani perjanjian dengan AI Singapore (AISG) untuk menguji LLM Asia Tenggara milik AI dan menyediakannya bagi para pengembang untuk membangun aplikasi AI yang disesuaikan.

Berdasarkan kemitraan ini, IBM akan menguji model Bahasa Asia Tenggara dalam Satu Jaringan (SEA-LION) menggunakan Watsons Indonesia dan bekerja sama dengan AISG untuk menyempurnakan LLM. Tujuannya adalah untuk membantu organisasi memilih model AI yang sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.



Fuente