Jika Anda ragu bahwa Joey Logano adalah salah satu pembalap mobil terbaik yang pernah ada, ada baiknya Anda menonton putaran terakhir Quaker State 400 hari Minggu di Atlanta.
Logano berlari dalam posisi 10 besar selama sebagian besar perlombaan, tetapi ketika keadaanya buruk, ia mampu melakukan gerakan yang ia butuhkan untuk menang.
Logano memimpin barisan menuju lampu hijau untuk memulai kembali perlombaan di waktu tambahan, dan ketika bendera putih dikibarkan, ia sejajar dengan mobil No. 99 milik Daniel Suarez.
Namun, dorongan dari rekan setim Penske, Ryan Blaney, memberi Logano keunggulan, dan saat pembalap lain berjuang berdampingan, pembalap nomor 22 itu mampu melaju menjauh.
Di tahun yang menjadi tahun terburuk bagi Logano sejak ia bergabung dengan Tim Penske pada tahun 2013, kemenangan ini melambangkan lebih dari sekadar peluang otomatis ke Babak 12 Besar. Kemenangan ini sangat penting bagi nasib Logano di pascamusim, dan membuktikan bahwa pembalap terbaik dalam olahraga ini selalu mampu menghasilkan momen-momen legendaris, bahkan di tahun-tahun terburuk mereka.
Logano mungkin tidak dianggap serius sebagai penantang gelar sebelum balapan hari Minggu, tetapi ia memenangkan kedua kejuaraan Seri Piala saat tidak ada yang menduga ia akan bangkit pada kesempatan itu. Dengan hanya delapan kali finis 10 besar dalam 26 balapan pertama, dapat dikatakan bahwa hanya sedikit yang menganggap Logano sebagai ancaman saat memasuki babak playoff.
Satu kemenangan tidak menghapus masalah mencolok dengan tim No. 22, tetapi kemenangan Logano membuktikan bahwa Anda tidak akan pernah bisa mengabaikan pembalap veteran itu. Saat sirkuit menuju Watkins Glen minggu depan, Logano dapat merasa tenang karena mengetahui nasib playoff-nya aman untuk saat ini.
