Konflik di Manipur terus meningkat, dengan insiden kekerasan dan protes baru-baru ini yang menambah kekacauan. Pada tanggal 6 September, serangan RPG mengguncang Moirang di distrik Bishnupur, menyebabkan kepanikan yang meluas dan mengakibatkan kematian seseorang yang sedang melakukan pemujaan di kediaman kepala menteri pertama Manipur, Mairembam Koireng Singh. Ledakan itu begitu dahsyat hingga menghancurkan dinding rumah tersebut.

Kelvin, cucu mendiang Kepala Menteri, menceritakan bahwa ia mendengar suara ledakan supersonik beberapa saat sebelum roket menghantam. Ia berhasil lolos dari ledakan dengan pindah ke bagian rumah yang lain. Serangan itu membuat keluarga terkejut, dan masyarakat menjadi gelisah, karena takut akan terjadinya kekerasan lebih lanjut.

Moirang, yang terletak 8 hingga 10 kilometer dari daerah perbukitan Bishnupur, telah menyaksikan peningkatan penggunaan persenjataan yang lebih canggih, seperti roket, yang sebelumnya tidak umum dalam konflik tersebut.

Di desa Trounglaobi, hanya 3 kilometer dari Moirang, ledakan lain terjadi pada dini hari tanggal 6 September. Ledakan itu cukup kuat untuk merobohkan dinding toilet dan menyebarkan pecahan roket ke bangunan di sekitarnya. Untungnya, sebagian besar anggota keluarga sedang tidur di bagian rumah yang lebih aman, terlindung oleh dinding yang lebih tebal yang menyerap benturan.

Penduduk setempat, Priya, menggambarkan ketakutan yang mencengkeram masyarakat, dan mencatat bahwa trauma psikologis akibat hidup di bawah ancaman terus-menerus telah berdampak buruk pada penduduk desa.

Situasi di Manipur telah memburuk selama 16 bulan terakhir, dengan seringnya bentrokan, serangan pesawat nirawak, dan serangan, seperti insiden RPG di Bishnupur. Pada tanggal 8 September, kamp CRPF di distrik Kangpokpi diserang, diikuti oleh protes besar-besaran di Imphal. Pada tanggal 9 September, mahasiswa turun ke jalan di Imphal, berusaha mengepung kediaman Gubernur dan Kepala Menteri N Biren Singh.

Warga seperti Priya mengungkapkan rasa frustrasi yang mendalam dengan kekerasan yang terus terjadi dan kurangnya intervensi efektif dari pihak berwenang. Banyak keluarga berjuang dengan kehidupan yang terganggu, kehancuran finansial, dan masa depan yang tidak pasti.

Priya menyuarakan ketakutan banyak orang, dengan bertanya, “Berapa lama kita akan hidup dalam kondisi ini?”

Dengan anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang dilanda konflik, kehidupan sehari-hari di Manipur tetap penuh dengan bahaya dan ketidakpastian.

Rakyat Manipur mendambakan perdamaian dan stabilitas, karena kehidupan dan penghidupan mereka terus-menerus terancam akibat kekerasan yang tiada henti.

Diterbitkan Oleh:

Rishabh Sharma

Diterbitkan pada:

9 September 2024



Source link