Pahami bagaimana mikroba di rumah berdampak pada kesehatan

Paparan mikrobioma rumah dapat berdampak positif dan negatif pada kesehatan kita

Debu di rumah Anda menampung beragam kehidupan mikroba. Diperkirakan kita dapat menemukan sekitar 9 ribu spesies berbeda yang hidup di lingkungan domestik. Ekosistem ini dikenal sebagai “mikrobioma rumah”, dan sama seperti mikrobioma di usus atau mulut kita, mikrobioma ini memengaruhi kesehatan kita secara signifikan. Ketika para ilmuwan mengungkap rahasia dunia tak kasat mata ini, pentingnya dunia ini bagi kesejahteraan kita menjadi semakin jelas.




Mikrobioma rumah mencakup komunitas bakteri, jamur, virus, dan mikroorganisme lainnya.

Foto: organisme – depositphotos.com / AlexShadyuk / Profil Brazil

Mikrobioma rumah mencakup komunitas bakteri, jamur, virus, dan mikroorganisme lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas kita sehari-hari seperti memasak, bersih-bersih, bahkan memelihara hewan peliharaan. Selain itu, faktor-faktor seperti desain bangunan, jenis ventilasi, dan bahan konstruksi juga berperan penting dalam komposisi ekosistem ini.

Mengapa mikrobioma rumah penting?

Paparan mikrobioma rumah dapat berdampak positif dan negatif pada kesehatan kita. Sisi positifnya, keragaman mikroba membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, terutama pada masa kanak-kanak. Menurut hipotesis kebersihan, paparan dini terhadap berbagai mikroba dapat melatih sistem kekebalan tubuh untuk lebih membedakan antara ancaman nyata dan tidak berbahaya. Paparan ini dapat mengurangi kemungkinan timbulnya alergi dan penyakit autoimun seperti asma, eksim, dan multiple sclerosis.

Namun dampak negatifnya tidak boleh dianggap remeh. Lingkungan dengan ventilasi buruk dan tingkat kelembapan tinggi dapat mendorong tumbuhnya patogen berbahaya. Apalagi di tempat lembab, jamur dan mikroba lainnya bisa memicu gangguan pernafasan. Ventilasi yang buruk bahkan dapat memperparah penyebaran penyakit seperti Covid-19.

Bagaimana kehidupan perkotaan mempengaruhi mikrobioma rumah?

Urbanisasi secara signifikan mengubah mikrobioma yang kita hadapi. Masyarakat yang tinggal di perkotaan memiliki kontak dengan lebih sedikit spesies mikroba dibandingkan dengan mereka yang tinggal di pedesaan. Hal ini dapat mengakibatkan mikrobioma usus menjadi kurang beragam, sehingga mengganggu komunikasi antara usus dan otak – sebuah faktor yang dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi.

Sumbu usus-otak adalah saluran komunikasi yang digunakan mikrobioma usus untuk memengaruhi suasana hati dan fungsi kognitif. Berkurangnya keanekaragaman mikroba dapat membahayakan saluran ini, sehingga menyoroti pentingnya menjaga lingkungan yang mendukung keanekaragaman mikroba yang sehat bahkan di daerah perkotaan.

Ruang yang lebih sehat

Menghadapi hal ini, minat terhadap arsitektur dan desain yang mendukung mikrobioma yang sehat semakin meningkat. Beberapa strateginya mencakup penggunaan bahan alami, seperti kayu, dan sistem ventilasi yang memaksimalkan keragaman mikroba. Selanjutnya bangunan dapat dirancang dengan “dinding hidup”terdiri dari tumbuhan dan mikroorganisme, dan bahan bangunan yang diperkaya dengan spora bakteri bermanfaat.

Pendekatan lain yang menjanjikan adalah penggunaan produk pembersih probiotik yang memperkenalkan mikroba bermanfaat ke lingkungan, dan menggabungkan tanaman dalam ruangan yang tidak hanya memurnikan udara tetapi juga menumbuhkan komunitas mikroba yang beragam. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroba berbahaya dan, pada saat yang sama, mendorong kolonisasi mikroba menguntungkan.

Fuente