Edo Guber: Adeyanju Gugat Perdamaian di Tengah Ketakutan Akan Kekerasan

Menjelang pemilihan gubernur Edo, aktivis hak asasi manusia terkemuka Deji Adeyanju telah menyerukan pemilihan umum yang damai, bebas, dan adil untuk mencegah potensi kekerasan.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Adeyanju menekankan perlunya polisi dan petugas keamanan lainnya untuk mengutamakan kepentingan rakyat alih-alih menggunakan kekuasaan federal untuk menumbangkan keinginan mereka.

Pesan Adeyanju adalah hasil dari perang kata-kata di antara para kandidat terkemuka.

Ketegangan di negara bagian tersebut sebagai akibat dari tampaknya adanya kemenangan dengan segala cara oleh partai-partai politik menyebabkan kegagalan komite Jenderal Purnawirawan Abdulsalami Abubakar untuk membuat semua kandidat menandatangani Perjanjian Damai minggu lalu.

Kegagalan Komite Perdamaian Nasional yang dipimpin Abubakar di negara bagian tersebut telah menjadi sumber kekhawatiran bagi warga saat mereka bersiap memberikan suara pada tanggal 21 September.

Adeyanju mengatakan saat negara bagian ini “bersiap untuk pemilihan gubernur mendatang, yang dijadwalkan pada tanggal 21 September, saya menugaskan Komisi Pemilihan Umum Independen untuk memprioritaskan kepentingan rakyat dan menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas, adil, dan kredibel.”

Ia menghimbau kepada Inspektur Jenderal Polisi dan Kepolisian Negara Republik Indonesia serta badan keamanan lainnya untuk tetap setia kepada rakyat, dan tidak melayani kepentingan politisi.

“Netralitas dan profesionalisme sangat penting untuk memastikan proses pemilu yang damai,” tegas Adeyanju.

Namun, ia mengkritik dugaan adanya rencana oleh partai yang berkuasa untuk memanipulasi hasil pemilu sehingga menghilangkan hakikat demokrasi sebenarnya.

“Lebih jauh, saya mengutuk rencana yang dilaporkan oleh APC yang berkuasa untuk mengeksploitasi kekuasaan presiden guna memengaruhi hasil pemilu. Tindakan seperti itu merusak demokrasi dan menumbangkan keinginan rakyat Edo.

“Masyarakat Negara Bagian Edo berhak memilih pemimpin mereka tanpa campur tangan atau manipulasi,” kata Adeyanju.

Fuente