Meskipun membawa data positif, penelitian juga menunjukkan bahwa masih ada keengganan dalam kategori tersebut untuk mengadopsi alat seperti ChatGPT

Ringkasan
‘Survei Kecerdasan Buatan untuk Jurnalis Brasil’, yang dilakukan oleh ESPM-SP dan buletin Jornalistas&Cia, menyimpulkan bahwa 56% jurnalis menggunakan AI dalam aktivitas jurnalistik mereka dan 66,9% menganggap pelatihan penggunaan AI secara positif.




Foto: Hapus percikan

Sejak ChatGPT muncul dan memasukkan Kecerdasan Buatan Generatif ke dalam agenda, penggunaannya dalam jurnalisme telah menjadi topik perdebatan di kalangan profesional di bidangnya. Kini, penelitian “Kecerdasan Buatan untuk Jurnalis Brasil” yang belum pernah ada sebelumnya meneliti hubungan antara jurnalis dan AI dan bagaimana penggunaannya berdampak pada pelaksanaan berbagai jenis tugas.

Dilakukan oleh kelompok riset ESPM-SP Technologies, Processes and Media Narratives, bekerja sama dengan buletin Jornalistas&Cia, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan penggunaan Kecerdasan Buatan Generatif oleh jurnalis di Brasil. Studi ini juga berupaya memetakan kekhawatiran mengenai penggunaan AI dalam praktik jurnalistik.

Penelitian tahap pertama dilakukan mulai 19 Desember 2023 hingga 24 Februari 2024 melalui kuesioner online yang melibatkan 423 jurnalis dari berbagai wilayah di Brasil. Peserta menjawab 13 pertanyaan dalam skala Likert yang mencakup berbagai kelompok umur, bidang kegiatan, fungsi dan hubungan kerja.

Hasil pencarian teratas

Survei tersebut mengungkapkan bahwa 56% jurnalis menggunakan AI dalam aktivitas jurnalistiknya, meskipun 38,3% responden menyatakan sebagian atau seluruhnya tidak setuju dengan penggunaan teknologi.

Jurnalis menggunakan AI terutama dalam produksi konten (53,9%), diikuti oleh investigasi (27,2%), distribusi (20,1%) dan operasi komersial (14,9%).

Penelitian ini juga menyoroti contoh spesifik penggunaan AI, seperti pengoptimalan proses, produksi dan pengeditan teks, serta otomatisasi tugas.

Sebanyak 26,5% jurnalis lainnya mengatakan mereka tidak menggunakan AI sama sekali. Selain itu, 76,5% profesional tidak menerima pelatihan tentang penggunaan AI, yang menunjukkan kurangnya pelatihan di bidang tersebut.

Penelitian ini menyoroti kesenjangan besar dalam pelatihan AI, dimana 69,2% jurnalis mengatakan mereka belum pernah menerima pelatihan khusus. Kurangnya pelatihan terlihat bahkan di antara mereka yang menggunakan AI secara teratur.

Ketika ditanya tentang kemungkinan pelatihan penggunaan AI, dua pertiga (66,9%) jurnalis menganggap hal tersebut suatu kemungkinan, sementara 20,8% menganggapnya mustahil.

Survei ini juga mengungkapkan adanya perbedaan pendapat mengenai dampak AI terhadap pasar kerja jurnalistik: walaupun lebih dari setengahnya mengharapkan dampak positif, sebagian besar (68,3%) khawatir akan adanya pemutusan hubungan kerja karena teknologi tersebut.

Tingkat kedua

Penelitian tahap kedua akan berlangsung pada paruh kedua tahun ini dan akan melibatkan wawancara terbuka dan kualitatif untuk memperdalam jawaban tentang penggunaan alat AI dalam praktik jurnalistik.

Lihat data survei lengkap Di Sini.

Alexandre Gonçalves adalah seorang jurnalis, pendiri agenINFORMA – konten dan produk digital, dan sejak Maret 2023 mengedit buletinagenGPT

Konten terbaik di email Anda secara gratis. Pilih Buletin Terra favorit Anda. Klik disini!

Fuente