Pengumpulan PPN FIRS meningkat sebesar 19,21% menjadi N1,43 triliun di Q1-NBS

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibayarkan oleh masyarakat Nigeria meningkat dari N1,20 triliun pada Q4 tahun 2023 menjadi N1,43 triliun dalam tiga bulan pertama tahun 2024.

Jumlah ini meningkat sebesar 19,21% jika dibandingkan kuartal ke kuartal.

Hal ini berdasarkan laporan pemungutan PPN terbaru yang diterbitkan Biro Statistik Nasional (NBS). Nigeria mengenakan tarif PPN 7,5% untuk barang dan jasa tertentu.

Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2023, pemungutan PPN meningkat dari N709,59 miliar ke angka saat ini. Ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 101,52%.

Pada Q1 2024, pembayaran lokal berjumlah N663,18 miliar, pembayaran PPN luar negeri sebesar N435,73 miliar, dan PPN impor menyumbang N332,01 miliar. Terdapat sedikit peningkatan pembayaran PPN daerah sebesar 5,27% jika dibandingkan dengan angka pada Q4 tahun 2023.

Peningkatan pemungutan PPN impor luar negeri dan NCS

Namun, pungutan PPN luar negeri meningkat sebesar 33,55% kuartal-ke-kuartal dari N326,26 miliar di Q4 ke angka saat ini. Secara year-on-year, pemungutan PPN luar negeri meningkat sebesar 188,32%.

Selain itu, PPN impor Layanan Bea Cukai Nigeria (NCS) naik 36,05% antara kuartal keempat tahun 2023 dan kuartal pertama tahun 2024 dari N244,04 miliar menjadi N332,00 miliar. Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2023, meningkat sebesar 171,31%.

Peningkatan signifikan dalam pungutan PPN untuk pembayaran PPN luar negeri dan PPN impor NCS berasal dari melemahnya naira karena nilai tukar meningkat dari N907/$ menjadi N1306/$ selama kuartal tersebut dan mencapai puncaknya sekitar N1600 terhadap USD pada kuartal tersebut. pasar resmi.

Tingkat pertumbuhan lintas sektor

Secara triwulanan, laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada kegiatan akomodasi dan jasa makan sebesar 59,15%, diikuti oleh kegiatan administrasi dan penunjang sebesar 47,79%.

Sebaliknya, tingkat pertumbuhan terendah terjadi pada organisasi dan badan ekstrateritorial sebesar –57,01%, diikuti oleh kegiatan kesehatan manusia dan pekerjaan sosial sebesar –27,73%.

Kontribusi Sektoral terhadap PPN

Dari segi kontribusi sektoral pada Q1 2024, tiga sektor teratas adalah Pengolahan sebesar 26,72%, Informasi dan Komunikasi sebesar 17,42%, dan Pertambangan & Penggalian sebesar 15,42%.

Sementara itu, kontribusi terkecil berasal dari aktivitas rumah tangga yang bekerja dan aktivitas penghasil barang dan jasa yang tidak terdiferensiasi untuk keperluan rumah tangga, dengan kontribusi terkecil sebesar 0,01%.

Hal ini diikuti oleh kegiatan organisasi dan badan ekstrateritorial sebesar 0,03%, dan kegiatan penyediaan air, saluran pembuangan limbah, pengelolaan limbah, dan remediasi sebesar 0,05%.

Sektor manufaktur secara konsisten menduduki peringkat teratas dalam kontribusi sektoral terhadap PPN meskipun terdapat permasalahan yang mengganggu sektor ini.

Usulan kenaikan tarif PPN

Bank Dunia dan IMF telah meminta pemerintah federal untuk menaikkan tarif PPN sebagai strategi untuk meningkatkan pendapatan non-minyak. IMF telah meminta pemerintah federal untuk menaikkan tarif PPN dari 7,5% menjadi 10% pada tahun 2025 dan 15% pada tahun 2026.

  • Pemerintahan Tinubu saat ini menargetkan peningkatan rasio pendapatan terhadap PDB dari sekitar 10% menjadi 18% pada tahun 2026 dan peningkatan tarif PPN merupakan salah satu agendanya.

Fuente